ASKARA - Partai Gerindra dengan ketua umumnya, Prabowo Subianto pernah bergandengan mesra dengan Habib Rizieq Shihab dalam kontestasi Pilpres 2019 lalu.  

Habib Rizieq bersama Front Pembela Islam yang dilarang aktivitasnya dan berubah nama menjadi Front Persatuan Islam merupakan garda terdepan pendukung Prabowo dalam Pilpres lalu. 

Saat ini, Habib Rizieq sedang menghadapi berbagai tuntutan hukum. Begitu pula dengan FPI yang baru saja dibubarkan oleh pemerintah. 

Akankah Prabowo membalas budi pada eks pendukungnya tersebut? Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia (Formappi), Lucius Karus menilai, peristiwa ini menjadi momentum besar bagi Prabowo Subianto. 

Kemunculan Prabowo untuk memberi pembelaan pada kasus tersebut akan menjadi angin segar bagi para pendukungnya. 

“Katakanlah representasi pemilih loyal Prabowo kali lalu adalah FPI. Saat FPI sedang bermasalah, sesungguhnya ini jadi momentum untuk Prabowo muncul dan memberikan pembelaan,” ujar Lucius, Senin (4/1). 

Namun, hingga saat ini momentum tersebut tak juga diambil. Prabowo masih memilih untuk diam di Istana. 

“Sayangnya itu tidak terjadi,” ucap Lucius.

Pilihan untuk diam yang diambil Prabowo berisiko makin mempertipis hubungan dia dengan para pendukung setianya pada Pilpres 2019 lalu. 

“Dengan ini saya kira sudah jelas bahwa sebagian besar pemilih Prabowo memang sudah tak merasa masih berhubungan dengan Prabowo,” pungkas Lucius. (genpi)