Sabtu, 20 April 2024 | 23:05
NEWS

Mobile Lab BSL-2 Varian Bus Bantu Percepatan 3T di Daerah

Mobile Lab BSL-2 Varian Bus Bantu Percepatan 3T di Daerah
Mobile Lab BSL-2 Varian Bus (Dok BNPB)

ASKARA - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melepas keberangkatan mobile laboratorium Biosafety Level 2 atau BSL-2 varian bus ke sejumlah daerah untuk membantu tracing, testing dan treatment (3 T). 

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hammam Riza mengatakan, hal itu untuk mempercepat upaya penanganan dan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

"Untuk testing, tracing dan treating yang juga kita bisa mengimprovisasi dengan tracking saat ini juga kita sedang upayakan pengembangan aplikasi," kata Hammam dalam keterangannya, Kamis (17/12).

Selain itu, Mobile Lab tersebut juga membantu peningkatan kapasitas uji sampel spesimen Covid-19 di daerah sehingga prosesnya dapat lebih dipercepat, dipersingkat dan lebih akurat.

Saat ini kapasitas pengujian sampel Covid-19 sudah mencapai 95 persen dari target Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun beberapa wilayah yang mengalami kesulitan dalam pengujian sampel.

"Sebagian labolatorium masih terpusat di beberapa kota besar dan masih menunggu waktu di dalam pengujian spesimen tersebut," ujarnya.

Lebih lanjut, Hammam Riza juga merincikan bahwa mobile lab BSL-2 varian bus tersebut masih mengusung konsep yang sama, yaitu mobile, aman, dan akurat.

"Memiliki konsep yang sama dan dibangun dengan upaya penyempurnaan," beber Hammam.

Adapun mobile lab BSL-2 varian bus ini memiliki beberapa kelebihan dibanding generasi mobile lab sebelumnya, antara lain dibangun dengan platform bus, untuk memperkuat konsep mobilitas. 

Sehingga dapat mudah dioperasikan di daerah yang membutuhkan. Kemudian terdapat penambahan fasilitas untuk ekstraksi RNA. 

Jadi dapat menggunakan reagen yang lebih bervariasi (metoda magnetic beads) untuk menjaga keberlanjutan pengujian. "Penambahan fasilitas untuk ekstraksi RNA sehingga menggunakan reagen yang bervariasi," jelas Hammam.

Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo menyatakan, hadirnya mobile lab BSL-2 dapat mengurangi ketergantungan terhadap jenis produk dari luar negeri, sekaligus dapat menjadi solusi yang lebih efektif dan efisien.

"Tentu kita harus mendukung program-program inovasi ini agar kita tidak selalu tergantung dari produk-produk yang didatangkan dari luar negeri," ungkap Doni.

Adanya bus laboratorium tersebut, maka hal itu dapat mengurangi permasalahan yang ada di daerah, khususnya untuk pemenuhan kapasitas uji sampel sesuai standar Kementerian Kesehatan dan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.

"Salah satu upaya untuk mengurangi kesulitan-kesulitan yang ada di daerah, karena tidak semua lab di daerah ini memiliki standar yang ditetapkan oleh Kementerian Kesehatan," tandas Doni.

Komentar