Minggu, 19 Mei 2024 | 12:55
NEWS

Buat Seimbangkan Kekuatan, Indonesia Beli Jet Tempur F-15 dan F-18

Buat Seimbangkan Kekuatan, Indonesia Beli Jet Tempur F-15 dan F-18
Ilustrasi jet tempur F-18 buatan Lockheed Martin. (Lockheedmartin.com)

ASKARA - Indonesia membeli jet tempur F-15 dan F-18 dari Amerika Serikat, setelah adanya pertemuan antara dua pejabat kedua negara yang telah membahasnya dalam beberapa bulan. 

Terlebih Plt. Menteri Pertahanan AS Christopher Miller telah berkunjung ke Jakarta pada pekan ini untuk bertemu pejabat Kementerian Pertahanan RI.

Miller menyetujui penjualan dua model jet tempur tersebut ke Indonesia. Jet tempur F-15 dan F-18 itu diproduksi oleh perusahaan kedirgantaraan AS McDonnell Douglas dan Boeing.

Sebelumnya, petinggi Pentagon itu datang dengan agenda kebebasan navigasi di Laut China Selatan (LCS), merujuk ketegangan negaranya dengan Tiongkok.

"Indonesia telah mendorong AS menjual jet tempur F-15, F-18 dan F-35, tapi yang disepakati hanya dua model karena ketiga pengirimannya memakan waktu 10 tahun," ujar Dirjen Strategi Pertahanan Kemenhan Rodon Pedrason dilansir Nikkei Asia, Kamis (10/12).

Pedrason menuturkan, Kemenhan berencana mengadakan 100 jet tempur unggul untuk menambah armada yang saat ini hanya berjumlah kurang dari 60. 

"Kami akan memiliki sekitar 170 jet tempur di akhir itu. Luar biasa," katanya. 

Selain itu, Indonesia berencana menerima penawaran pinjaman lunak dari negara-negara seperti Prancis, Turki, Tiongkok dan Rusia. Mengingat kesepakatan untuk jet tempur baru akan memakan waktu yang lama untuk membuahkan hasil.

Indonesia juga berencana untuk membeli pesawat bekas seperti Eurofighter Typhoon yang dapat dikirimkan lebih cepat. 

Sebelumnya, Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengakui tertarik untuk membeli 15 pesawat semacam itu dari Austria. Tapi Pedrason mengatakan rencana tersebut hanya sementara.

"Sangat mendesak bagi kami sekarang untuk memiliki persenjataan yang dapat menyeimbangkan (kekuatan) melawan negara-negara titik merah di dekat kami," jelas Pedrason. 

Tidak hanya untuk Laut Cina Selatan tetapi juga sengketa perbatasan Indonesia yang lebih lama dengan negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.

Pedrason mengatakan, Kemenhan juga berencana membeli model baru pesawat angkut militer Hercules, C130J dan C130H yang diproduksi oleh Lockheed Martin. Serta lebih banyak kapal selam dan kapal patroli. 

Dia menambahkan, Kemenhan berencana untuk melatih hingga 300 pilot jet tempur dan sekitar 100 pilot untuk Hercules selama dua tahun ke depan. Untuk itu, dibutuhkan anggaran sekitar USD 9-11 miliar untuk persenjataan baru dan peralatan militer selama 20 tahun ke depan.

Komentar