Kamis, 18 April 2024 | 23:45
NEWS

Ada yang Naik ke Puncak Merapi Saat Berstatus Siaga, Bahaya

Ada yang Naik ke Puncak Merapi Saat Berstatus Siaga, Bahaya
Gunung Merapi berstatus Siaga Level III (Dok BNPB)

ASKARA - Balai Penyelidikan dan Pengamatan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, menyayangkan adanya sebuah video berdurasi 30 detik memperlihatkan pendaki naik ke puncak Gunung Merapi saat berstatus siaga.

BPPTKG menyebut, meski dilakukan relawan dengan dalih pengamatan, tak sepatutnya aksi tersebut terjadi.
 
Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi Santoso menilai, tindakan para relawan berbahaya.

"Selain membahayakan yang bersangkutan, juga menimbulkan kegaduhan di masyarakat," kata Agus, Sabtu (28/11). 

Salah satu alasan relawan itu mendaki dikabarkan untuk membantu kegiatan pemantauan aktivitas Gunung Merapi. Meski begitu, BPPTKG merasa upaya 'membantu' tersebut tetap tak bisa dibenarkan.
 
"Stasiun pemantauan yang di puncak memang rusak akibat lontaran erupsi. Tapi tidak terlalu mengganggu," kata dia.
 
Agus mengatakan, pemantauan aktivitas Gunung Merapi telah memakai teknologi terbaru. Mulai penggunaan pesawat tanpa awak (drone) dan satelit. Agus berpandangan, seluruh peralatan pemantauan aktivitas Gunung Merapi sudah cukup untuk memberikan informasi ke publik.
 
"Metode visual sudah cukup memadai sehingga tidak diperlukan misi ke puncak yang sangat berbahaya. Kejadian kemarin tidak bisa dibenarkan karena dapat membahayakan diri sendiri," ungkapnya.

Agus memberi contoh, guguran yang meruntuhkan kubah lava tinggalan 1954, Minggu (22/11) lalu. Menurut dia, pendakian dalam situasi gunung berstatus siaga tak dibenarkan meski alasan mitigasi.
 
"Guguran dinding kawah pada lava 1954 yang disebut sebagai kejadian luar biasa karena volume yang runtuh cukup besar, dan kejadian tersebut mengubah morfologi puncak. Kami sangat tidak menyarankan ada misi apa pun ke puncak Gunung Merapi meskipun dengan alasan mitigasi karena kondisi saat ini masih sangat berbahaya," tandasnya.

Komentar