Rabu, 24 April 2024 | 12:42
NEWS

Bersatu Lawan Covid-19, Ketum GMRI Ingatkan Semangat Kepemimpinan Prabu Siliwangi

Bersatu Lawan Covid-19, Ketum GMRI Ingatkan Semangat Kepemimpinan Prabu Siliwangi
Ketum GMRI Eko Galgendu (berkopiah) dalam diskusi Mappilu PWI. (Askara/Dhika Alam Noor)

ASKARA - Ketua umum Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI) Eko Sriyanto Galgendu mengingatkan kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada Serentak 2020 harus mampu mengatasi permasalahan Covid-19. 

Mengingat, pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia selama ini telah menggerus perekonomian nasional dan berdampak pada segala bidang kehidupan. 

"Tantangan bagi para pemimpin kita ialah menyelesaikan Covid-19. Jika dampak permasalahan Covid-19 tidak segera maka kita tidak punya harapan besar untuk maju ke depan," ujarnya dalam diskusi Mappilu PWI bertajuk "Pilkada 2020: Mencari Pemimpin Perubahan" di Kantor PWI Pusat, Jakarta, Kamis (26/11).

Menurut Eko, hal pertama yang harus dilakukan adalah bersatu melawan Covid-19. Semua pemangku kepentingan mesti mengutamakan tugasnya kepada negara. Dengan demikian akan menang melawan bencana non alam tersebut. 

"Maka kita berharap kepada para pemimpin untuk mengedepankan kepentingan bangsa lebih dari kepentingan pribadi dan golongan," katanya.   

Eko mencontohkan, semangat yang dimiliki pemimpin-pemimpin terdahulu. Seperti Prabu Siliwangi yang memiliki nilai-nilai kepemimpinan silih asah (saling mendidik), silih asih (saling menyayangi), dan silih asuh (saling membimbing). Dia mengharapkan semua pihak tak terkecuali insan pers dapat berperan mengikuti nilai-nilai kepemimpinan tersebut. 

"Kita pastinya berharap kepada Persatuan Wartawan Indonesia. Kondisi yang sekarang terjadi bukan kemudian silih asah atau saling mendidik tapi kita yang terjadi kebalikannya saling mencemooh," bebernya. 

Kemudian yang terjadi bukan silih asih, bukan saling menyayangi tapi saling membenci. 

"Yang terjadi sekarang ini juga bukan silih asuh yaitu saling membimbing tapi kita saling menghardik, saling menyalahkan," ujar Eko yang juga ketua umum Lembaga Penghayat Kepercayaan (LPK) Indonesia. 

Selain itu, penting juga mengedepankan nilai-nilai filsafat Ki Hadjar Dewantara. Pertama, di depan harus memberikan contoh. Kedua, di tengah membangun semangat untuk bangun tujuan. Ketiga, tut wuri handayani yaitu yang di belakang mengikuti tujuan pemimpin. 

"Kalau ini dijabarkan, yang di depan memberikan contoh, presiden dan para pembantunya harus mampu memberikan contoh. Para gubernur, bupati dan wali kota terus membangun semangat untuk mencapai tujuan besar para pemimpin yang di depan. Rakyat mengikuti dan memperkuat tujuan para pemimpinnya," tandas Eko.  

Komentar