Minggu, 28 April 2024 | 02:40
NEWS

Ada Uang Palsu di ATM, BI Sebut Bisa Saja Diselipkan

Ada Uang Palsu di ATM, BI Sebut Bisa Saja Diselipkan
Ilustrasi uang palsu. (Dok. Bisnis)

ASKARA - Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Imam Subarkah menegaskan bahwa 11.155 lembar uang palsu (upal) pecahan Rp 100 ribu yang diusut Polres Kota Besar Surabaya mudah dideteksi melalui prinsip 3D atau dilihat, diraba, diterawang.

Kendati begitu, mungkin saja tersangka berhasil menyelipkan beberapa lembar upal tersebut ke dalam mesin Anjungan Tunai Mandiri. Beberapa perbedaan antara uang kertas yang asli dengan yang palsu. Uang kertas asli, karakter kasar permukaannya merata di semua bagian.

Menurut Imam, hal itu berbeda dengan uang palsu. Meskipun permukaan kertas juga kasar tapi ada saja bagian yang lebih halus atau bahkan lebih kasar.

"Kalau uang asli itu kan kasar karena teknik cetak. Tapi kalau ini (uang palsu) bukan karena teknik cetak, tapi karena jenis kertasnya yang dipakai," kata Imam kepada wartawan usai konferensi pers kasus uang palsu di Markas Polrestabes Surabaya pada Kamis (5/11).

Perbedaannya juga bisa dideteksi dari benang pengaman. Pada uang kertas asli pecahan Rp 100 ribu, benang pengamannya ditanam dengan model dijahit. Hal itu berbeda adengan upal yang diusut Polrestabes Surabaya, benang pengamannya terlihat jelas tertanam dengan teknik cetak.

"Warnanya (uang palsu) sepintas mirip tapi lebih buram dibanding uang asli," ujar Imam.

Perbedaan mencolok terdapat pada warna yang muncul ketika uang asli Rp 100 ribu digerakkan. Hal itu tidak ada pada uang palsu.

"Rectoverso uang ini kalau diterawang ada tulisan Bank Indonesia, (upal) ini belum bisa ke sana. Jadi, ada beberapa yang memang jauh kemiripannya. Sepintas mirip tapi kalau didetailkan masih belum seperti uang asli," jelas Imam.

Dia menegaskan bahwa uang yang ada di setiap mesin ATM secara rutin dicek oleh bagian pengelola rupiah untuk memastikan adalah uang asli. Namun, Imam menyadari bisa saja para pengedar uang palsu menyelipkan uang palsu di dalam mesin ATM ketika misalnya melakukan setor tunai dan berhasil.

"Uang palsu juga mungkin ada di selipan-selipan itu. Tapi kami akan melakukan tindakan kepada pengelola uang rupiah kalau ditemukan ada uang palsu. Ada tindakan atau sanksi. Mesin pengelola uang itu bisa mendeteksi. Bahkan kalau mesin pengelola yang digunakan bisa memilah tingkat kelusuhan uang bisa mendeteksi uang palsu," papar Imam.

Sebelumnya, aparat Reskrim Polrestabes Surabaya berhasil menggagalkan peredaran uang palsu senilai lebih dari Rp 10 miliar yang rencananya akan diedarkan di sejumlah daerah di Jawa Timur.

Hasil penyidikan diketahui uang palsu itu diedarkan dengan cara, di antaranya, dimasukkan ke dalam mesin ATM. Sebelas tersangka ditahan dalam kasus itu, sementara dua tersangka buron. (industry/viva) 

Komentar