Kamis, 16 Mei 2024 | 14:54
NEWS

Khawatir Longsor Susulan, Puluhan Warga Tasikmalaya Bertahan di Tenda Pengungsian

Khawatir Longsor Susulan, Puluhan Warga Tasikmalaya Bertahan di Tenda Pengungsian
(Kesatu)

ASKARA - Rintik hujan yang mulai turun membuat para pengungsi warga Desa Wangunsari, Kabupaten Tasikmalaya tampak cemas.

Mereka tidak dapat beristirahat dengan tenang karena khawatir barang-barang miliknya yang ditinggal di rumah.

Potret duka pengungsi Desa Wangunsari ini merupakan secuil penderitaan korban bencana tanah longsor yang terjadi pada Senin lalu (12/10). Mereka terpaksa memilih tinggal di tenda pengungsian karena takut terjadi longsor susulan. Hingga Kamis (15/10), puluhan warga terdampak tanah longsor masih mengungsi.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Tasikmalaya Irwan mengatakan, berdasarkan data di lapangan terdapat 16 kepala keluarga atau 51 jiwa yang mengungsi. Mereka sementara dipusatkan di tenda pengungsian yang didirikan di sekitar lokasi tanah longsor.

"Kondisi pengungsi aman di tenda pleton," katanya.

Irwan menjelaskan, tanah longsor yang terjadi pada Senin pagi disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Tasikmalaya sejak sehari sebelumnya. Akibat kejadian itu, sebanyak lima rumah rusak dan enam lainnya terancam. Total terdapat 11 rumah di Desa Wangunsari yang terdampak longsor. Warga yang tinggal di rumah yang terancam juga ikut mengungungsi lantaran takut tertimpa longsor susulan.
 
Irwan menambahkan, pihaknya sudah mendistribusikan bantuan logistik untuk kebutuhan makan para pengungsi. Selain bantuan logistik, BPBD juga mendistribusikan kebutuhan sehari-hari warga seperti selimut dan lainnya.

"Bantuan dari para relawan juga sudah datang. Namun, sekarang pengungsi masih membutuhkan selimut dan pakaian hangat. Sebab di sana mereka tidur di tenda," ujarnya.

Sementara, untuk penanganan rumah terdampak longsor, pihaknya akan berkoordinasi dengan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melakukan kajian terkait kelayakan tanah untuk permukiman. Jika wilayah itu dianggap tak layak untuk ditinggali, warga akan direlokasi ke tempat yang aman.

Menurut Irwan, kajian juga harus dilakukan di tempat tujuan relokasi. 

"Jangan sampai tanah relokasi juga berpotensi bencana," katanya.

Irwan menambahkan, berdasarkan keterangan perangkat desa setempat, longsor di wilayah itu juga pernah terjadi beberapa tahun lalu. Warga yang terdampak longsor juga sudah direlokasi ke tanah desa. Namun, warga justru kembali ke lokasi sebelumnya karena dekat dengan sawah. 

Data BPBD Kabupaten Tasikmalaya, selama 12-14 Oktober terjadi 45 kejadian bencana. Sebanyak 32 kejadian tanah longsor, 12 titik banjir, dan satu kebakaran rumah. Hingga saat ini, petugas BPBD Kabupaten Tasikmalaya masih terus melakukan penanganan bencana di beberapa titik terdampak tanah longsor. (kesatu)

Komentar