Jumat, 17 Mei 2024 | 01:43
NEWS

Warga Ciganjur Bersama Pasukan Oranye Bersihkan Lumpur Sisa Longsor

Warga Ciganjur Bersama Pasukan Oranye Bersihkan Lumpur Sisa Longsor
Tembok pembatas kali di permukiman roboh menutupi aliran Kali Anak Setu, Kelurahan Ciganjur. (Antara/Damkar Jaksel)

ASKARA - Banjir dan longsor yang menimpa warga di Jalan Damai, RT 004/RW 012 Kelurahan Ciganjur, Jagakarsa, Jakarta Selatan mulai surut, Minggu pagi (11/10).

Kini tersisa lumpur serta genangan di jalan dan permukiman warga. 

Camat Jagakarsa Alamsyah menyebutkan, warga bersama-sama pasukan oranye kelurahan dan kecamatan mulai berbenah membersihkan sisa lumpur dan air yang masih tergenang. 

"Kondisi air sudah surut tapi masih ada yang mengalir ditambah ada lumpur juga yang menutupi," ujarnya.

Banjir dan longsor terjadi Sabtu malam (10/10) saat hujan dengan intensitas lebat mengguyur wilayah Jakarta Selatan. Menurut Alamsyah, banjir dikarenakan aliran Kali Anak Setu terhambat oleh tembok pembatas kali di Perumahan Melati Residen yang roboh hingga arus deras kali membanjiri permukiman warga. 

Aparat kelurahan mencatat kurang lebih 300 rumah warga di RT 04/RW 012 terendam banjir dengan ketinggian mulai dari 70 hingga 150 centimeter.

"Bukan tanggul yang jebol tetapi tembok Melati Residen yang berada di pinggir kali Anak Setu yang ambruk atau longsor sehingga menutupi aliran Kali Anak Setu," jelas Alamsyah.

Dia menyebutkan, panjang tembok yang roboh mencapai 50 meter dengan ketinggian 10 meter dari atas kali. Tidak hanya itu, tembok pembatas kali perumahan tersebut roboh ke arah seberang kali hingga mengenai permukiman warga yang berada di bantaran. 
Tercatat ada dua korban luka-luka dan satu orang meninggal dunia pada saat peristiwa banjir dan longsor terjadi. Data korban meninggal dunia Widiar Nohara (40), sedangkan dua korban luka-luka belum diketahui namanya adalah perempuan berusia 50 tahun dan 48 tahun. 

Menurut Alamsyah, tembok pembatas kali di perumahan tersebut berdiri vertikal di tanah yang curam sehingga tidak kuat menahan beban saat hujan. 

"Apalagi itu tanah gundukan," katanya. (antara/jpnn)

Komentar