Rabu, 15 Mei 2024 | 05:26
NEWS

Sebut Penanganan Corona Cukup Baik, Jokowi Cari Keseimbangan yang Pas Antara Kesehatan dan Ekonomi

Sebut Penanganan Corona Cukup Baik, Jokowi Cari Keseimbangan yang Pas Antara Kesehatan dan Ekonomi
Presiden Jokowi (Biro Pers Sekretariat Negara)

ASKARA - Pernyataan penanganan Covid-19 di Indonesia diungkapkan Presiden Joko Widodo. Menurut Jokowi, penanganan Covid-19 di Indonesia tidak buruk. 

Jokowi membandingkan penanganan Covid-19 dengan negara-negara lain yang juga memiliki jumlah penduduk besar.

"Saya bisa mengatakan penanganan COVID-19 di Indonesia tidak buruk, bahkan cukup baik," kata Jokowi pada video kanal YouTube Sekretariat Presiden, yang diunggah Sabtu (3/10) kemarin.

Dikatakan Jokowi, jika dibandingkan dengan negara-negara lain dengan jumlah penduduk besar, kasus penyebaran dan tingkat kematian akibat Covid-19 di Tanah Air masih lebih baik.

Data per 2 Oktober menunjukkan, Indonesia berada di posisi 23 di tingkat kasus positif Covid-19 dari semua negara-negara di dunia dengan jumlah sebanyak 295.499 kasus.

Di atas Indonesia, terdapat sejumlah negara yang juga berpenduduk besar dengan jumlah kasus yang terpaut jauh bila dibandingkan Indonesia. Amerika Serikat di peringkat pertama dengan 7.495.136 kasus, disusul India dengan 6.397.896 kasus, Brazil dengan 4.849.229, dan Rusia dengan 1.194.643 kasus.

"Dalam hal ekonomi, pencapaian kita juga tidak jelek. Ekonomi kita menurun, betul. Ini fakta. Tapi mana ada negara yang tidak menurun ekonominya (dalam situasi ini). Bahkan, ada banyak negara lain yang harus memikul beban ekonomi lebih parah," ungkap Jokowi.

Di kawasan Asia Tenggara, pertumbuhan ekonomi Indonesia per kuartal 2 2020 yang mencatat pertumbuhan negatif 5,3 persen masih lebih terjaga. Negara tetangga Indonesia, Malaysia ekonominya minus 17,1 persen, Filipina minus 16,5 persen, Singapura minus 13,2 persen, dan Thailand minus 12,12 persen.

Sementara di tingkat global, banyak negara yang mengalami pertumbuhan negatif dengan angka yang jauh lebih besar. Seperti India bertumbuh negatif 23,9 persen hingga Amerika Serikat dengan pertumbuhan negatif 9,5 persen.

Jokowi mengatakan, hal-hal dan upaya keras yang dilakukan untuk menangani pandemi dengan menjaga keseimbangan di tiap aspeknya hendaknya membuat seluruh pihak tidak kehilangan harapan dan tetap menjaga optimisme bahwa Indonesia dapat segera melalui tantangan besar ini.

"Ini harus kita ambil hikmahnya agar kita juga tetap optimistis dan tidak kehilangan harapan. Sekali lagi saya tegaskan, kita harus optimistis," ujarnya.

Jokowi menegaskan, saat ini kesehatan masyarakat tetap menjadi prioritas utama pemerintah.

"Kesehatan masyarakat, kesehatan publik, tetap nomor satu, tetap yang harus diutamakan. Ini prioritas," tegasnya.

Beriringan dengan prioritas tersebut, pemerintah juga mengeluarkan tindakan untuk meminimalkan dampak ekonomi yang ditimbulkan akibat pandemi.

Jokowi menekankan menjadikan kesehatan masyarakat sebagai prioritas bukanlah berarti harus mengorbankan aspek ekonomi, apalagi bila hal itu berkaitan dengan kehidupan masyarakat luas.

"Jika kita mengorbankan ekonomi, itu sama saja dengan mengorbankan kehidupan puluhan juta orang. Ini bukan opsi yang bisa kita ambil. Sekali lagi, kita harus mencari keseimbangan yang pas," tandasnya.

Komentar