Sabtu, 27 April 2024 | 11:54
NEWS

Tommy Soeharto: Di Era Soeharto, Petani Makmur, Jokowi Tak Ada Prestasi

Tommy Soeharto: Di Era Soeharto, Petani Makmur, Jokowi Tak Ada Prestasi
Tommy Soeharto (Kompasiana.com)

ASKARA - Tommy Soeharto, putra Presiden ke-2 RI, Soeharto menuliskan kalimat tentang Partai Komunis Indonesia. Menurutnya, PKI tidak pantas ada di Indonesia. 

Hal itu diungkapkan Tommy di akun media sosial Twitter. 

"Jangankan PKI, baunya PKI enggak pantas ada di RI," kicau Tommy lewat akun @Tommy_Soeharto. 

Ketua Umum DPP Partai Berkarya ini kemudian berkicau soal kapitalis dan pertanian, dengan membandingkan era Soeharto dan Joko Widodo.

"Diktator proletariat karena alat-alat produksi dikuasai kapitalis? Ini tidak cocok di RI. Karena RI di era Soeharto, petani makmur. Harga produk pertanian jauh lebih baik di bawah KUD. Jokowi tidak ada prestasi di bidang pertanian. Tidak punya konsep," kicau Tommy. 

Tommy pun mempersilakan warganet mengecek data, terkait penyerapan sektor pertanian atas tenaga kerja. Menurutnya, di era pemerintahan Jokowi terus menurun, termasuk pisaunya atas pendapatan domestik bruto (PDB).

"Silakan kalian cek data. Penyerapan sektor Pertanian atas tenaga kerja terus turun di era Jokowi. Porsinya ats PDB juga turun, mencapai 12,72%. Perbandingn dengan era Pak Harto 1986 (2,44 kali lipat). Nilai tambah tiap pekerja (petani) paling rendah di era Jokowi. Lihat info grafis," tulisnya. 

Tak lupa, Tommy menyertakan gambar berupa info grafis singkat. Pada bagian atas grafis tertulis 'Sektor Pertanian' dan bersumber dari 'data BPS diolah'.

Tak cukup sampai di situ, Tommy juga berkicau tentang data World Bank. Menurutnya data tersebut menunjukkan ekonomi negara-negara di Asia seperti Thailand, Vietnam, Malaysia dan Philipina lebih baik dari Indonesia.

"Data World Bank terkait Domestic credit to private sector (% of GDP) - RI masih di bawah Thailand, Vietnam, Malaysia dan Philipin. Menggambarkan, ekonomi di negara-negara dimaksud jauh lebih efektif. Rasio kredit terhadap PDB tumbh di atas 100%, ketimbang RI masih di kisaran < 40% terhadap PDB," kata Tommy. 

Menurut Tommy, faktanya yang terjadi saat ini, bukan ekonomi yang tumbuh meroket hingga tujuh persen, tetapi jumlah utang yang terus meroket. 

"Bukan ekonomi tumbuh meroket 7% tapi utang yang meroket. Katanya utang produktif? Tapi pertumbuhan ekonomi mangkrak di 5%. Utang produktif? Tapi nyatanya, realisasi belanja modal terhadap PDB tidak meningkat. Kecil ! Pertumbuhan ekonomi ditopang konsumsi rumah tangga sebesar 58 persen dari PDB," twitnya. .

Perbandingan era dua pemimpin, baik Soehato maupun Jokowi terus dikumandangkan Tommy.  

"Era Pak Harto, daya ungkit pertumbuhn ekonomi adalah dari sektor tradable (ekspor dan investasi). Kini pertumbuhan ekonomi, ditopang olh konsumsi RT, seiring bonus demografi dan pertumbuhan kelas menengah baru yang konsumtif. Sementara, produksi nasional menurun, akibatnya doyan impor," tulisnya.

Komentar