Sabtu, 18 Mei 2024 | 22:35
NEWS

Tanggap Darurat 14 Hari, Warga Bolsel Krisis Air

Tanggap Darurat 14 Hari, Warga Bolsel Krisis Air
Banjir bandang dan tanah longsor di Bolaang Mongondow Selatan mengakibatkan beberapa jembatan rusak. (Dok. BNPB)

ASKARA - Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, Sulawesi Utara telah menetapkan tanggap darurat akibat banjir bandang dan tanah longsor. 

Dua kejadian yang terjadi selang beberapa hari itu berdampak pada kerugian korban jiwa dan harta benda. 

"Status tanggap darurat yang ditetapkan 14 hari ini berlaku dari 24 Juli hingga 6 Agustus 2020," kata Kepala Pusdatinkom Kebencanaan BNPB Raditya Jati kepada media, Selasa (4/8). 

Hal itu dilakukan untuk memudahkan akses penanganan bencana di Bolsel. Pada 24 Juli, banjir bandang merendam tujuh kecamatan, disusul tanggal 31 Juli hingga awal Agustus kembali menggenang dan bahkan merusak permukiman. 

"Tak hanya banjir, longsor terjadi di beberapa titik yang menyebabkan distribusi logistik bantuan terhambat," ujar Raditya Jati.

Tim Reaksi Cepat BNPB melaporkan, banjir bandang dan tanah longsor di Bolsel menelan satu korban jiwa dan 7046 kepala keluarga atau 22.655 jiwa terdampak. 

"BPBD setempat mengidentifikasi 64 rumah rusak berat dan 29 lainnya hanyut," kata Raditya Jati. 

Selain permukiman, banjir bandang juga merusak beberapa jembatan seperti Jembatan Kombot Timur, Salongo 1, Salongo Besar, Bakida, Sinandaka, dan Pakuku Jaya. 

Pemda dan unsur terkait telah membentuk pos komando untuk melakukan respons darurat. Mereka telah menyalurkan makanan siap saji, air bersih dan bahan makanan kepada warga terdampak. 

"Posko mengidentifikasi tiga kecamatan terisolir sehingga pendistribusian bantuan logistik dilakukan melalui jalur perairan," tutur Raditya Jati. 

Tiga kecamatan tersebut yaitu Helumo, Tomini, dan Posigadan. Adapun, kebutuhan yang diperlukan warga terdampak seperti makanan siap saji, perlengkapan dapur, kasur/tikar, selimut, tenda pengungsi, dan paket sandang.

"Air bersih dibutuhkan warga karena distribusi air terganggu setelah jaringan pipa air PDAM sebagian besar rusak. Di sisi lain, keterbatasan mobil tangki air menghambat pendistribusian kepada warga terdampak," jelas Raditya Jati.

Bantuan logistik BNPB telah tiba di Manado dan siap untuk pengiriman lanjutan menuju wilayah terdampak. TRC BNPB di lokasi mengkoordinasikan pendistribusian bantuan logistik dengan helikopter untuk menjangkau wilayah yang masih terisolir.

"TRC BNPB telah berkoordinasi dengan kepala daerah dan jajaran untuk turut melakukan kaji cepat dan pendampingan posko," ucap Raditya Jati. 

Posko juga menurunkan alat eskavator untuk membersihkan lumpur maupun material longsor pada ruas jalan penghubung antara Kabupaten Bolaang Mongondow dengan Bolsel. 

Titik longsor terpantau di ruas Jalan Doloduo-Molibagu, Jalan Onggunoi-Pinolosian, Jalan Molibagu-Momalia (longsor di Desa Pinolantungan), Jalan Desa Tabilaa, dan Jalan Molibagu (belakang kuburan Molibagu) dengan kondisi gorong-gorong ambruk sekitar 3 meter.

 

Komentar