Jumat, 19 April 2024 | 10:15
NEWS

BPPT Ajak Masyarakat Bangun Ekonomi Berbasis Inovasi

BPPT Ajak Masyarakat Bangun Ekonomi Berbasis Inovasi
Kepala BPPT Hammam Riza. (Dok. BNPB)

ASKARA - Sejumlah lembaga penelitian serta beberapa start up bidang kesehatan didorong menghasilkan inovasi produk penanganan Covid-19 yang dapat diproduksi industri dalam negeri. 

"Jadi, kita melibatkan kementerian, institusi penelitian pengembangan kemudian ada industri. Kemudian ada juga perguruan tinggi dan asosiasi," ujar Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (15/7).

Pihaknya membentuk Task Force Riset dan Inovasi Teknologi Penanganan Pandemi Covid-19 (TFRIC-19) BPPT. Adapun teknologi inovasi yang dikembangkan ialah dengan mengikuti rantai dari mulai proses testing, tracing, isolating hingga sampai pada treating atau perawatan pasien. 

Seperti halnya alat deteksi yang berbasis antibody atau rapid, BPPT bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga dan industri kesehatan untuk menghasilkan rapid diagnostic test kit. 

Hammam Riza menyebut, rapid diagnostic test kit produksi Indonesia telah diuji validasi pada 10 ribu pasien dengan akurasi sensitivitas 98,4 persen.

"Jadi kita menguji validasi ke hampir 10 ribu pasien ataupun kepada orang-orang yang memerlukan rapid testing ini. Dan dari 10 ribu itu kita mendapatkan sensitivitasnya 98,4 persen," jelasnya.

Mengingat kebutuhan masyarakat akan alat rapid test dengan harga terjangkau, produk-produk inovasi BPPT telah diproduksi dan akan ditingkatkan produksinya hingga satu juta kit per bulan.

Masyarakat diminta bersama BPPT mengembangkan kreativitas sebagai bagian dari sistem dan teknologi. Agar dapat membangun ekonomi Indonesia yang maju berbasis inovasi. 

"Kita harus berusaha bersaing membangun ekosistem inovasi. Itulah sesungguhnya visi Indonesia 2045, jadi negara Indonesia maju berbasis inovasi," tutup Hammam Riza.

Komentar