Jumat, 19 April 2024 | 16:30
NEWS

Pelayanan TBC Tak Boleh Berhenti Meski Ada Covid-19

Pelayanan TBC Tak Boleh Berhenti Meski Ada Covid-19
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes dr. Wiendra Waworuntu. (Dok. BNPB)

ASKARA - Semua pihak bekerja keras mengatasi potensi penularan Tuberculosis (TBC) yang didapati sejak lama. Sekarang ini malah ditambah adanya wabah virus corona (Covid-19). 

TBC juga tidak boleh digampangkan karena jumlah penderitanya cukup banyak. Bahkan sebelum pandemi Covid-19, Indonesia menduduki posisi ketiga di dunia dalam kasus TBC. 

"Sebelum ada Covid-19, penyakit TB ini sudah serius di Indonesia. Masalah TB ini besar tetapi atensi dari siapapun dari pemerintah dan masyarakat dianggap ini penyakit lama yang sudah selesai," kata Dewan Pembina Stop TB Partnership Indonesia Arifin Panigoro di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (7/7).

Permasalahan utama setelah adanya virus corona adalah pemerintah kini berpusat pada pengendalian Covid-19. Sehingga pengendalian TBC menjadi terbengkalai di semua tahapannya.

"Logis, karena kita semua ini fokus perhatian kita terambil oleh Covid-19. Meskipun semua merasa TBC itu serius tapi priority saat ini adalah Covid-19," tambah Arifin.

Maka partisipasi masyarakat sangat diperlukan guna menekan potensi penularan Covid-19 maupun TBC. Serta semua pihak harus bekerja lebih keras dalam penanganan Covid-19. 

"Untuk penyakit yang cakupannya luas seperti saat ini partisipasi masyarakat sangat diperlukan. Kita harus bersama-sama, partisipasi semua pihak sangat penting," jelas Arifin. 

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan dr. Wiendra Waworuntu menegaskan bahwa pelayanan pasien TBC tidak bisa berhenti dan protokol kesehatan harus tetap dipatuhi. Sehingga pelayanan TBC tetap berjalan dengan baik sekaligus pencegahan Covid-19 juga dapat dilakukan. 

Pelayanan bagi pasien TBC juga dapat dilakukan secara daring melalui sistem Go-Drug sehingga tidak perlu keluar rumah untuk mendapatkan obat.

"Semua pelayanan bagi pasien TBC tidak bisa berhenti. Kalaupun harus ke layanan kesehatan maka protokol kesehatan tetap dijalankan dan dipatuhi," katanya. 

"Bagi pasien TB juga jangan putus obat. Para pasien TB dapat mengakses obat dengan melalui Go-Drug atau mitra lainnya yang menyediakan obat TB," tambah Dokter Wiendra. 

Komentar