Minggu, 19 Mei 2024 | 04:04
NEWS

Dokter Reisa Jawab Keraguan Covid-19

Dokter Reisa Jawab Keraguan Covid-19
Dokter Reisa Broto Asmoro. (Dok. BNPB)

ASKARA - Meski virus corona (Covid-19) sudah cukup lama melanda dunia, tidak sedikit yang meragukan keberadaannya. Terutama di Indonesia, keraguan menyelimuti dengan menyebut Covid-19 hanyalah terori konspirasi yang diciptakan dengan tujuan tertentu.  

"Apakah Covid-19 benar-benar ada," kata Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional dr. Reisa Broto Asmoro menyampaikan pertanyaan publik saat konferensi di Graha BNPB, Jakarta, Selasa (16/6).

Dengan tegas, Dokter Reisa pun menjawab bahwa Covid-19 benar adanya. 

"Saya perlu sampaikan virus ini benar-benar ada," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa ilmuwan dari LBM Eijkman telah memetakan beberapa Whole Genome Sequence (WGS) atau merinci identitas virus dari pasien yang ada di Indonesia. Data digunakan untuk penelitian guna mengetahui epidemiologi virus serta pengembangan vaksin dan juga obat anti virus. 

Kepala LBM Profesor Amin Subandrio telah menyampaikan bahwa dengan mengetahui virus yang beredar maka dimungkinkan menciptakan serta mendesain vaksin sesuai dengan yang ada di Indonesia. 

"Maka dari itu penting sekali mengetahui status kesehatan kita, apakah kita positif atau negatif Covid-19. Apabila positif maka penyembuhan dapat dilakukan. Ingat, lebih dari 15 ribu saudara saudari kita sudah sembuh dari Covid-19. Dan jika negatif, kita harus makin waspada melindungi diri kita dari penularan virus Covid-19 oleh orang lain," papar Dokter Reisa. 

Virus corona kali pertama ditemukan pada Desember 2019 dengan banyak jenis. Biasanya ditemukan pada satwa. Namun, beberapa jenis virus corona juga bisa menginfeksi manusia seperti severe acute respiratory syndrome atau SARS pada tahun 2000-an dan middle east respiratory syndrome atau MERS di tahun 2012. 

"Sejauh ini kita ketahui ada beberapa jenis virus corona yang dapat menyerang manusia. Tipe virus-virus tersebut adalah penyebab wabah raya dunia sebelumnya. Yang tadi saya sebutkan SARS dan MERS Cov, dan ketiga ini SARS-CoV-2," ujar Dokter Reisa. 

WHO pada 11 Maret 2020 menetapkan Covid-19 sebagai pandemi dan dapat masuk ke tubuh manusia melalui mukosa mata, hidung dan mulut. Virus mampu menggandakan diri di dalam sel tubuh manusia terutama di bagian saluran pernapasan bawah seperti paru-paru. 

"Ia juga mengganggu imunitas atau kekebalan tubuh. Dan bagi mereka yang sudah memiliki penyakit penyerta atau penyakit bawaan seperti penyakit ginjal, diabetes, darah tinggi akibatnya dapat menjadi fatal," jelas Dokter Reisa. 

Penyebaran Covid-19 adalah melalui percikan cairan yang berasal dari saluran pernapasan dan mulut, seperti buliran yang keluar saat batuk atau bersin (droplets). Seseorang batuk atau bersin atau saat berbicara pun virus dapat keluar bersamaan dengan percikan liur atau cairan hidung. 

"Apabila kemudian percikan tersebut tersentuh oleh tangan atau jatuh di permukaan benda yang ada di sekitar orang tersebut maka besar kemungkinannya dapat menjadi sumber penularan bagi orang lain," ujar Dokter Reisa.

Dia pun mengingatkan kepada masyarakat untuk menggunakan masker dengan baik dan benar yakni menutup hidung serta mulut, bahkan wajib apabila di ruang publik. Kemudian mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau dengan cairan pencuci tangan yang mengandung alkohol. 

"Paling penting jaga jarak, percikan droplets atau air tersebut bisa mencapai jarak satu sampai dua meter baik ketika seseorang berbicara atau saat lawan bicaranya batuk atau bersin. Kalau misalnya batuk atau bersin jaraknya bisa lebih jauh lagi bisa sampai tiga sampai lima meter. Maka sekali lagi kita harus saling jaga jarak. Ingat, tiga kombinasi tadi adalah protokol kesehatan yang efektif ampuh memutus penularan Covid-19," Dokter Reisa menutup penjabaran.