Rabu, 24 April 2024 | 11:21
OPINI

Jejak Santo Petrus Vatikan

Jejak Santo Petrus Vatikan
Paus berkeliling memberkati peziarah di Piazza San Pietro. (Dok. Pastor Martin Selitubun)

Hari Minggu adalah salah satu hari di mana Paus mengadakan audiensi umum dan memberkati Kota Roma dan dunia. Kesempatan emas ini seringkali digunakan oleh peziarah untuk berdoa bersama sambil menikmati indahnya Negara Vatikan yang terletak di jantung Kota Roma.

Setelah Doa Angelus, tepat jam 12.00 siang, Paus pun berkeliling dan memberkati para peziarah yang hadir di piazza atau Lapangan Santo Petrus ini. Melihat Paus yang adalah pengganti Santo Petrus merupakan pengalaman berharga dan menguatkan iman.

Jejak Santo Petrus

Vatikan adalah negara kecil yang penduduknya sedikit sekitar 800 jiwa. Selain Paus, mayoritas dari mereka adalah para kardinal, uskup, pastor, suster, bruder, dan beberapa orang awam.

Di Vatikan terdapat Basilika St. Petrus, gereja terbesar di dunia yang pernah dibangun di area 23.000 meter persegi dan memiliki kapasitas lebih dari 60.000 orang. Gereja yang berdiri di atas makam St. Petrus ini merupakan salah satu tempat ziarah umat Katolik. Proses pembangunan basilika ini dimulai pada 1065-1626. Gereja yang bagian depannya dihiasi patung Santo Petrus dan Paulus ini panjangnya 193 meter dan tinggi 132 meter. Di bagian tengahnya terdapat tugu obelisk yang berdiri gagah di tengah-tengah Piazza San Pietro siap menyambut peziarah. Pilar-pilar yang berjajar rapi mengelilingi piazza tampak kokoh dan indah.

Tradisi mengatakan bahwa bangunan ini merupakan tempat Santo Petrus, salah satu rasul Yesus disalibkan dan dikuburkan. Seperti yang kita tahu, Rasul Petrus memulai karya Apostoliknya di Yerusalem untuk memberitakan Injil kepada umat Yahudi. Ia pun mengadakan perjalanan ke Samaria untuk memperkenalkan keselamatan kepada orang-orang Samaria dan Kaisarea. Ia lalu membaptis Kornelius, seorang pemimpin prajurit Roma. Kemudian ia kembali ke Yerusalem untuk memberitakan bahwa bangsa-bangsa lain (non Yahudi) telah menerima Injil dan menerima Roh Kudus seperti mereka para murid yang adalah bangsa Yahudi (Kis 10:40; 11:18).

Dari sejarah gereja kita juga tahu bahwa telah terjadi penganiayaan di Yerusalem lalu Petrus dipenjara dan secara ajaib dibebaskan oleh seorang malaikat (Kis 12:7). Petrus lalu melakukan serangkaian perjalanan di antaranya ke Yerusalem, Antiochia dan tempat lain.

Setelah mengikuti Konsili Yerusalem (tahun 49-51), tidak banyak data kitab suci tentang kisah Petrus lagi namun tulisan-tulisan para Bapa Gereja dan bukti sejarah sangat jelas mengacu kepada fakta bahwa Rasul Petrus memang pernah tinggal di Roma, mendirikan Gereja di Roma, dan akhirnya dibunuh sebagai Martir di Necropolis. Necroplis adalah cikal bakal Kota Vatikan saat ini.

Sejarah juga mencatat bahwa Rasul Petrus dihukum mati pada salib yang terbalik di Circus Caligula pada era Kekaisaran Nero sekitar tahun 64 M dan dimakamkan di atas sebuah bukit. Dia memilih disalibkan secara terbalik karena merasa tidak layak disalibkan seperti Yesus, Sang Guru.

Pada masa-masa penganiayaan di Roma sekitar abad ke-3 relikwi Rasul Petrus dipindahkan ke Catacombe St. Sebastiano hingga Constantin menjadi Kaisar dan Kekristenan diakui sebagai agama. Sekitar tahun 313- 320, relikwi Santo Petrus dikembalikan lagi ke tempat aslinya di Vatikan. Atas perintah Paus Callistus II maka dibangunlah sebuah altar di atasnya. Pada tahun 1592, Paus Clement VIII membangun altar yang sampai sekarang digunakan oleh para Paus.

Basilika St. Petrus

Basilika St. Petrus memang megah, unik, dan indah tentunya. Dibangun sekitar tahun 1506-1626. Beberapa hal yang menarik perhatian tentunya arsitektur gedung, patung, dan pintu-pintu suci yang hanya dibuka oleh Paus beberapa tahun sekali. Di bagian sentral gereja terlihat Altar Transfigurasi yang di belakangnya ada salinan mosaik dari lukisan terakhir seniman besar Raphael. Di altar terdapat kanopi altar yang memayungi altar dan makam St. Petrus. Di atas altar berisi relikwi kursi yang digunakan St. Petrus untuk berkhotbah, simbol otoritas mengajar Paus.

Di dekat pintu masuk kanan terdapat patung Pieta indah karya Michelangelo yang menggambarkan Perawan Maria menggendong Yesus yang sudah wafat di pangkuannya setelah penyaliban. Setelah dirusak dengan kapak pada tahun 1972, patung itu ditempatkan di balik kaca pelindung. Patung "Pieta" ini dibuat Michaelangelo pada usia 24 tahunan. Selain hal indah di atas, di bagian bawah terdapat makam para paus dan lukisan-lukisan di plafon yang memang sangat indah.

Asyiknya, setiap orang boleh mengunjungi gereja ini. Syaratnya sederhana: berpakaian rapi, bertingkah sopan, dan wajib melewati security check.

(Penulis adalah Pastor Keuskupan Agats, Papua. Sedang menempuh studi di Roma) 

Komentar