Selasa, 21 Mei 2024 | 01:27
NEWS

Petani Dukung Terobosan Kementan Kembangkan Pangan Pokok dan Lokal

Petani Dukung Terobosan Kementan Kembangkan Pangan Pokok dan Lokal
Tanaman pangan lokal. (Dok. Kementan)

ASKARA - Strategi jitu Kementerian Pertanian untuk tetap memenuhi kebutuhan pangan di tengah Pandemi Covid-19 diakui Ketua Umum Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional (KTNA) Winarno Tohir. 

Program pengembangan pangan pokok dan lokal yang menjadi strategi penyediaan pangan dinilai sangat sesuai dengan kondisi sekarang.

"Memang saat ini kondisi negara sedang sulit, namun saya yakin pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian bisa melakukan terobosan-terobosan penting untuk upaya pencapaian kebutuhan pangan," ujar Winarno, Senin (1/6).

Seperti diketahui Mentan Syahrul Yasin Limpo melakukan berbagai upaya pemenuhan ketersediaan pangan pokok seperti dengan menggerakkan percepatan tanam padi intensifikasi, pengembangan lahan kering, juga rawa, penguatan cadangan pangan. Bahkan disosialisasikan luas saat ini pengembangan pangan lokal untuk diversifikasi pangan. Dengan demikian tidak bertumpu pada beras tapi juga pangan lokal lainnya.

"Kami menyadari kebijakan selama ini lebih bertumpu pada komoditas utama seperti padi, jagung, kedelai. Sekarang saatnya kita juga memikirkan komoditas non strategis lainnya, pangan lokal. Sedangkan pangan beras tetap lanjut digencarkan," jelas Winarno.

Menurutnya, pengembangan pangan pokok dan lokal dipastikan dapat diwujudkan di berbagai daerah. Sebab Indonesia memiliki potensi besar pangan lokal.

"Kita bangkitkan dan gerakkan lagi. Ada komoditas pangan lokal yang mudah ditanam bahkan bisa dilakukan di pekarangan seperti seperti singkong, ubi jalar, jagung lokal, sorgum, talas, ganyong, gadung, gembili, umbi garut, porang, hanjeli, hotong, sukun, pisang, sagu, labu kuning dan lainnya," papar Winarno.

Dirjen Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan pengembangan pangan lokal sebagai pangan alternatif merupakan pengejewantahan semangat Mentan Syahrul Yasin Limpo bahwa penyediaan pangan harga mati harus tersedia untuk rakyat dan petani harus eksis di tengah goncangan ekonomi dan khususnya pandemi Covid-19. Mentan telah mengimbau para kepala daerah agar fokus mengembangkan pangan pokok dan lokal sesuai dengan keunggulan komparatif wilayah.

"Langkah ini telah direspon cukup baik oleh beberapa Bupati dengan menyediakan lahan-lahan yang belum termanfaatkan untuk ditanam dengan pangan lokal. Demikian halnya Kementerian Pertanian memberikan dukungan fasilitasi kepada beberapa wilayah," kata Suwandi.

Karenanya, Suwandi menyebutkan selain pangan pokok beras juga dikembangkan pangan lokal. Kegiatannya yakni melalui ekstensifikasi, budidaya, pasca panen dan pemasaran hasil.

"Kementan menyediakan fasilitasi permodalan melalui Kredit Usaha Rakyat dan pendampingan," tuturnya.

Langkah kongkretnya yakni di tahun ini Kementan mengalokasikan bantuan budidaya pangan lokal seperti sorgum, ubi kayu, ubi jalar, kacang ijo, jagung, dan lainnya. Ada bantuan sarana produksi untuk ubi kayu 11.175 hektare, ubi jalar seluas 365 hektare, sorgum 3000 hektare untuk jagung sudah banyak dikembangkan.

Kementan juga mengembangkan sagu dan lainnya. Kegiatannya aspek hulu, budidaya dan hilir serta kemitraannya. Kuncinya ada di demand side sehingga pendekatannya market driven, kita olah berbagai pangan lokal dengan menu-menu ala milenial sekarang. Berbagai ubi, sorgum, jagung disamping untuk konsumsi sendiri juga agar bisa hadir di restoran, supermarket dan lainnya.

"Pengembangan pangan lokal ini diyakini mampu memberikan kontribusi positif bagi perkuatan ketahanan pangan nasional," imbuh Suwandi. (industry) 

Komentar