Senin, 27 Mei 2024 | 01:39
NEWS

Gus Nabil Dukung Penuh Riset Rempah-rempah untuk Atasi Corona

Gus Nabil Dukung Penuh Riset Rempah-rempah untuk Atasi Corona
Ilustrasi vaksin. (Getty Images/iStockphoto)

ASKARA - Anggota Komisi IX DPR RI M. Nabil Haroen mendukung riset vaksin untuk mengatasi virus corona (Covid-19) terutama yang berasal dari rempah-rempah.

"Kami dukung penuh riset vaksin untuk atasi corona. Ke depan, penting riset rempah-rempah sebagai obat herbal untuk skala internasional," katanya kepada media, Rabu (18/3). 

Dukungan politisi PDI Perjuangan yang akrab disapa Gus Nabil itu terkait usaha lembaga penelitian dan perguruan tinggi mengembangkan obat-obatan untuk penanggulangan virus corona. Sebagaimana dilakukan lembaga riset dari UI, IPB, dan Unair. 

Terkait usaha kalangan akademisi tersebut, Gus Nabil menyampaikan beberapa catatan. Pertama, DPR mendukung penuh usaha periset Indonesia untuk saling bekerja sama mengatasi pandemik virus corona.

"Sebagai anggota Komisi IX DPR saya ingin sampaikan bahwa Komisi IX mendukung penuh usaha pemerintah melalui instansi terkait untuk menangani pandemik virus corona," katanya. 

Dia juga meminta pemerintah berkoordinasi dengan Badan Kesehatan Dunia (WHO) untuk langkah-langkah strategis penanggulangan krisis karena virus corona.

"Jadi, Komisi IX DPR sangat mendukung langkah-langkah pemerintah untuk yang terbaik bagi bangsa Indonesia," kata Gus Nabil. 

Terkait belum cairnya dana penelitian untuk vaksin corona, menurut Gus Nabil, masih dalam proses  tahapan teknis. Regulasi keuangan tidak sembarangan untuk mencairkan anggaran. Justru, regulasi itu penting agar satu komando dan akuntabel.

"Dalam situasi krisis karena corona ini memang harus ada langkah cepat dan terobosan agar bangsa Indonesia terhindar dari bencana yang lebih besar. Soal anggaran itu bukan satu-satunya tantangan. Justru yang penting saat ini adalah mendorong konsorsium riset," paparnya. 

Dia mengkhawatirkan agar jangan sampai Kementerian Kesehatan dan Kementerian Riset dan Dikti malah membuat riset masing-masing. 

"Dengan Konsorsium itu nantinya akan ada tim yang melibatkan lintas kementerian, periset dari kampus-kampus dan lembaga penelitian, serta dari industri farmasi dari BUMN kita. Jadi dari proses awal dan akhirnya satu pintu, satu tim, satu kebijakan," jelas Gus Nabil.  

Kedua, komitmen pemerintah dalam mengatasi Krisis dan dukungan masyarakat Indonesia. Terkait komitmen itu, Gus Nabil menegaskan kalau pihaknya melihat bahwa pemerintah sangat berkomitmen menanggulangi krisis akibat virus corona. 

"Semuanya dalam  proses yang sesuai dengan kebijakan. Namun diakuinya dalam proses itu ada yang dijadikan skala prioritas, ada jangka pendek, menengah dan panjang. Sementara virus corona ini jenis baru dan semua negara sedang dalam proses riset. Masing-masing berusaha menyelesaikan tantangan untuk kebaikan warganya. Pemerintah Indonesia juga dalam tahapan itu," beber Gus Nabil. 

Di sisi lain, pihaknya juga mendorong masyarakat Indonesia untuk meningkatkan kualitas kesehatan sekaligus meningkatkan kekebalan tubuh dengan ramuan-ramuan tradisional. 

"Kita punya khazanah rempah-rempah yang sangat kaya manfaat, baik dari sisi medis maupun ekonomi.  Warga kita membuat ramuan untuk meningkatkan kekebalan kualitas kesehatan dari jahe, kunyit, dauh serai, dan sebagainya. Kita harus apresiasi itu," ujar Gus Nabil. 

Terdapat juga penelitian yang menyatakan jambu biji dan kulit jeruk bermanfaat untuk penyembuhan pasien corona. 

"Makanya ke depan pemerintah Indonesia harus mendorong kebijakan untuk riset-riset herbal dalam jangka menengah dan panjang," kata Gus Nabil.

Ketiga, dana abadi riset. Menurut Gus Nabil, dana ini sangat penting bagi prioritas untuk riset kenekaragaman hayati. DPR telah menyetujui peningkatan dana riset Rp 5 triliun untuk tahun ini. Dari sebelumnya Rp 950 miliar menjadi Rp 5,95 triliun. Bahkan, ada rencana untuk menambah anggaran dana abadi riset hingga Rp 30 triliun di tahun 2024. 

Sejak awal sudah ada usulan prioritas untuk riset keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat  melimpah dan tinggal mendorong sumber daya peneliti Indonesia untuk bekerja sama dengan jaringan internasional. 

"Kita punya resources, punya suntikan anggaran, jaringan, ribuan SDM Indonesia baik yang ada di negeri ini maupun yang sekolah atau bekerja di internasional. Kami mendorong agar riset-riset keanekaragaman hayati ditingkatkan porsi dan prioritasnya, jangan sampai kita impor sekitar 90 persen obat seperti beberapa tahun terakhir. Kita harus mengolah khazanah rempah-rempah kita untuk produksi herbal medicine dalam skala yang lebih luas," pungkas Gus Nabil yang juga ketua umum PP Pagar Nusa NU.

Komentar