Selasa, 23 April 2024 | 15:40
LIFESTYLE

Jangan Abaikan Gejala Demam Berdarah

Jangan Abaikan Gejala Demam Berdarah
Ilustrasi nyamuk pembawa virus dengue (Solopos/Freepik)

ASKARA - Gejala demam berdarah sering disalahartikan dengan gejala penyakit lainnya yang juga mengalami demam. Sebab, ada beberapa gejalanya yang serupa dengan beberapa penyakit lain seperti flu atau infeksi virus atau bakteri. 

Bila tidak mendapat pengobatan segera, demam berdarah dapat berakibat fatal. Berikut gejala demam berdarah yang tidak boleh diabaikan.

Demam Berdarah Dengue atau DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk. DBD dulu disebut penyakit break-bone karena kadang menyebabkan nyeri sendi dan otot di mana tulang terasa retak.

Penyakit demam berdarah yang ringan dapat menyebabkan demam tinggi, ruam, dan nyeri otot dan sendi. Sedangkan penyakit demam berdarah yang parah atau juga dikenal sebagai dengue hemorrhagic fever dapat menyebabkan perdarahan serius, penurunan tekanan darah yang tiba-tiba drastis dan bahkan bisa berujung kematian.

Ada empat serotipe virus dengue (DENV) yaitu DENV-1, -2, -3, dan -4, dan infeksi dari virus tersebut menyebabkan berbagai gejala seperti demam, pusing, nyeri pada bola mata, otot, sendi, dan ruam.

Orang yang terinfeksi virus dengue seringkali juga mengalami kelelahan jangka panjang. Virus dengue dapat berkembang menjadi hal yang dapat mengancam jiwa (severe dengue), mengakibatkan nyeri perut dan muntah, sulit bernapas, dan penurunan trombosit darah yang bisa mengakibatkan pendarahan internal.

Penyakit demam berdarah biasa ditemukan pada daerah tropis dan sub-tropis, terutama di area urban dan semi urban. Hingga saat ini belum ada penanganan yang spesifik untuk demam berdarah. Namun, vaksin demam berdarah telah dikembangkan oleh WHO pada April 2016. Vaksin tersebut berfungsi untuk mencegah terjadinya fase ke dua demam berdarah.

Gejala demam berdarah
Gejala demam berdarah dimulai sekitar empat sampai sepuluh hari setelah pasien mendapat gigitan dari nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albocpictus. Pada anak-anak yang sebelumnya tidak pernah terinfeksi, gejala yang dialami cenderung lebih parah dibanding dengan orang dewasa.

Untuk itu, pasien dan keluarga perlu mengetahui perbedaan gejala demam berdarah yang muncul dengan  gejala penyakit lain sehingga tidak mengabaikannya. Berikut beberapa gejala demam berdarah yang sebaiknya tidak boleh diabaikan oleh pasien.

1. Demam tinggi mendadak
Demam mungkin sering terjadi pada banyak penyakit. Namun pada gejala demam berdarah, demam terjadi secara mendadak dan banyak orang yang tidak tahu perbedaan demam biasa dengan demam yang disebabkan oleh DBD.

Perbedaan yang kontras antara gejala demam berdarah dengan  gejala demam lainnya adalah demam DBD bisa mencapai 40 derajat Celcius. Demam yang terjadi akibat flu dan infeksi dari virus atau bakteri biasanya disertai dengan gejala bersin atau batuk sedangkan gejala demam pada DBD tidak demikian. Demam pada DBD bisa terjadi selama dua sampai tujuh hari.

2. Nyeri pada otot
Setelah gejala demam berdarah seperti demam terjadi, pasien akan merasakan nyeri pada bagian otot dan sendi. Gejala  demam berdarah ini disertai dengan tubuh menggigil dan berkeringat.

3. Sakit kepala parah dan sakit pada bagian belakang mata
Beberapa jam setelah mengalami demam, gejala selanjutnya yang akan muncul adalah sakit kepala parah. Biasanya rasa sakit terjadi di sekitar dahi. Sakit kepala parah juga disertai dengan sakit pada bagian belakang mata. Ini merupakan gejala umum yang sering terjadi.

4. Mual dan muntah
Pada beberapa orang, masalah pencernaan juga bisa terjadi, seperti mual dan muntah. Selain itu, bagian perut atau punggung terasa tidak nyaman. Gejala ini bisa terjadi selama dua sampai empat hari.

5. Kelelahan
Demam disertai nyeri otot dan masalah pencernaan yang terjadi pada pasien DBD dapat menurunkan nafsu makan. Tentu hal ini menyebabkan tubuh menjadi kelelahan karena kurangnya asupan makanan dan sistem imun tubuh yang melemah.

Kenali tiga fase sakit demam berdarah
Setelah Anda mengalami gejala demam berdarah seperti yang telah dijelaskan di atas, penyakit demam berdarah yang Anda alami akan melewati tiga fase berikut;

1. Fase demam
Gejala yang paling khas saat terkena demam berdarah adalah demam tinggi. Karena itulah fase awal demam berdarah disebut dengan fase demam. Pada fase ini, penderita akan mengalami demam secara tiba-tiba hingga mencapai 40 derajat Celcius selama dua sampai tujuh hari.

Munculnya demam tinggi pada kasus demam berdarah sering kali disertai dengan muka kemerahan, kulit memerah, nyeri seluruh tubuh, nyeri otot, dan sakit kepala. Namun, bila demam berlangsung selama lebih dari 10 hari maka kemungkinan demam tersebut bukanlah gejala demam berdarah.

Pada beberapa kasus ditemukan gejala berupa nyeri dan infeksi tenggorokan, sakit di sekitar bola mata, anoreksia, mual dan muntah. Gejala-gejala inilah yang menyebabkan penurunan jumlah sel darah putih dan trombosit yang mengarahkan dokter pada diagnosis demam berdarah.

Gejala-gejala demam berdarah yang dirasakan membuat penderita menjadi sulit untuk menjalani aktivitas sehari-hari, misalnya menjadi tidak mampu untuk pergi ke sekolah, melakukan pekerjaan kantor, dan kegiatan rutin lainnya.

Untuk mencegah hal negatif lainnya, penderita demam berdarah dianjurkan untuk memperbanyak minum air putih untuk membantu menurunkan suhu tubuh dan mencegah terjadinya dehidrasi. Pasien juga harus terus dipantau karena hal ini rentan untuk memasuki fase kritis.

2. Fase kritis
Setelah melewati fase demam, pasien demam berdarah akan mengalami fase kritis. Nah, fase ini biasanya menjadi ‘pengecoh’ karena penderita merasa sembuh dan dapat melakukan aktivitas kembali. Pasalnya, fase kritis ini ditandai dengan penurunan suhu tubuh hingga 37 derajat Celcius ke suhu normal.

Padahal, bila fase ini terabaikan dan tidak segera mendapatkan pengobatan, trombosit pasien akan terus menurun secara drastis dan dapat mengakibatkan perdarahan yang sering tidak disadari. Oleh sebab itu, pasien harus cepat ditangani oleh tim medis karena fase kritis ini berlangsung tidak lebih dari 24-38 jam.

Selama masa transisi dari fase demam ke fase kritis, pasien memasuki risiko tertinggi untuk mengalami kebocoran pembuluh darah. Indikasi dini kebocoran pembuluh darah tersebut dapat dilihat saat penderita demam berdarah mengalami muntah secara terus menerus, mimisan, pembesaran organ hati, atau nyeri perut yang tak tertahankan.

3. Fase penyembuhan
Bila pasien demam berdarah berhasil melewati fase kritisnya, penderita demam berdarah akan kembali merasakan demam. Namun, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan. Pasalnya, kondisi ini merupakan fase penyembuhan di mana trombosit akan perlahan naik dan normal kembali.

Penderita akan mengalami pengembalian cairan tubuh secara perlahan pada 48-72 jam setelahnya.

Mulai memasuki fase penyembuhan, kesehatan pasien demam berdarah akan berangsur-angsur membaik yang ditandai dengan peningkatan nafsu makan, penurunan gejala nyeri perut, dan fungsi diuretik yang membaik. Jumlah sel darah putih pasien akan kembali normal yang kemudian diikuti dengan pemulihan jumlah trombosit.

Bahayanya jika demam berdarah tidak mendapatkan penanganan segera

Gejala-gejala tersebut perlu diperhatikan dan harus segera menerima penanganan secepatnya. Sebab bila sudah muncul ruam merah pada kulit, bukan hanya pada wajah tetapi juga bisa muncul pada bagian telapak tangan atau bawah kaki atau bagian tubuh lainnya, maka ini artinya DBD sudah memasuki fase kritis.

Hal ini bisa menyebabkan masalah serius bila tidak ditangani dengan segera, seperti terjadinya komplikasi langka yang ditandai dengan kerusakan pada getah bening dan pembuluh darah, pendarahan dari hidung dan gusi, pembesaran hati, dan kegagalan sistem peredaran darah.

Gejalanya bisa bertambah parah dan menyebabkan pendarahan hebat, shock, dan kematian. Kondisi ini disebut dengan Dengue Shock Syndrome (DSS). Orang-orang yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga lebih berisiko memiliki kondisi yang lebih parah ketika mereka terinfeksi demam berdarah.

Untuk mengobati saat terkena DBD, virus  yang menyerang keping darah (trombosit) dan menyebabkan jumlahnya menjadi berkurang. Nah, untuk membantu mengatasi hilangnya trombosit, Anda bisa mengonsumsi buah jambu biji yang mengandung trombinol dan quercetin.

Buah jambu biji juga mampu mempercepat pembentukan trombosit baru dan menghentikan pertumbuhan virus. Bukan hanya untuk DBD, jus buah jambu biji juga dapat mempercepat proses penyembuhan demam biasa.

Coba makan makanan berikut ini untuk menaikkan jumlah trombosit saat DBD

Kunci utama untuk menurunkan kemungkinan komplikasi atau kematian pada penderita demam berdarah adalah dengan memberikan asupan yang dapat menaikkan jumlah trombosit pada saat memasuki fase kritis. Bagaimana caranya? Salah satunya adalah dengan mengonsumsi jambu biji.

Jambu biji mengandung trombinol yang mampu merangsang trombopoietin lebih aktif, sehingga dapat menghasilkan keping darah yang lebih banyak memicu pembentukan platelet atau trombosit darah baru.

Karena pasien demam berdarah memerlukan asupan yang mudah dicerna, maka sebaiknya jambu biji diolah dulu menjadi jus. Kandungan air pada jus juga baik untuk mencegah dehidrasi sehingga dapat mempercepat penyembuhan demam berdarah.

1. Angkak
Selain jambu biji, ada angkak yang dipercaya baik dikonsumsi saat gejala demam berdarah menyerang. Sudah banyak berbagai penelitian yang dilakukan untuk membuktikan mengenai angkak sebagai obat demam berdarah alami.

Perlu diketahui, angkak adalah salah satu jenis beras merah dari Tiongkok yang difermentasi dengan ragi Monascus purpureus. Sebuah penelitian dari IPB tahun 2012 menunjukkan bahwa pemberian kapsul angkak dapat meningkatkan trombosit pada tikus putih yang dibuat trombositopenia (kadar trombosit dalam darah yang rendah).

Seperti yang kita tahu bahwa pasien DBD mempunyai kadar trombosit yang rendah yang membuat penyakitnya semakin parah. Dengan pemberian angkak yang dapat membantu peningkatan kadar trombosit, maka pasien DBD kemungkinan lebih cepat sembuh.

2. Echinacea
Echinacea merupakan salah satu jenis tanaman herbal yang umumnya digunakan untuk mengobati demam dan flu pada masyarakat Amerika bagian Utara. Menurut Pakistan Journal of Clinical and Biomedical Research, echinacea dapat memicu produksi protein dan interferon tambahan, sebagai reaksi terhadap serangan bakteri dan virus.

Maka dari itu, echinacea mampu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dengan mengoptimalkan kemampuan sel darah putih dalam menangani infeksi virus, termasuk virus dengue.

3. Daun pepaya
Dua peneliti dari India telah meninjau laporan-laporan penelitian yang telah dilakukan dan mendapatkan bahwa ekstrak daun pepaya dapat membantu meningkatkan angka trombosit dalam darah seseorang yang mengalami demam berdarah dengue. Ini diduga karena daun pepaya dapat membantu menstabilkan dinding sel keping darah sehingga tidak mudah dihancurkan oleh virus dengue.

Anda bisa menggunakan 50 gram daun pepaya sebagai obat demam berdarah alami dengan cara mencucinya dahulu menggunakan air hingga bersih. Setelahnya, tumbuk daun hingga halus, namun jangan sampai menjadi bubuk. Lalu, Anda bisa mencampurkan air dan peras air tumbukan daun pepaya. Minum air daun pepaya sebanyak 3 kali dalam sehari.

4. Makan buah atau sayuran yang kaya akan kandungan vitamin C
Vitamin C yang juga dikenal sebagai asam askorbat, memiliki beberapa peran penting dalam tubuh. ini membantu dalam perbaikan, pertumbuhan dan perkembangan jaringan sel tubuh. Pentingnya lagi, vitamin C daoat memberi kekuatan sistem kekebalan tubuh dengan meningkatkan antibodi dan produksi sel darah putih.

Anda bisa mengonsumi buah seperti jambu, lemon, jeruk, pepaya, stroberi, kiwi dan mangga untuk membantu proses penyembuhan DBD. Sedangkan sayuran kaya vitamin C yang bisa dikonsumsi saat terkena DBD adalah, kubis, brokoli, kembang kol, dan labu kuning.

Bagaimana mencegah gejala demam berdarah terjadi?

1. Bersihkan bak mandi seminggu sekali
Air merupakan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti. Nyamuk betina bertelur pada dinding bak yang terisi air, larva nyamuk kemudian akan mendapat makanan dari mikroorganisme yang hidup di sekitarnya.

Selama masa ini, larva nyamuk akan melepaskan kulit pelindung mereka dan berkembang biak hingga mencapai tahap terakhir. Ketika larva nyamuk sudah cukup kuat, selanjutnya larva akan berubah menjadi pupa. Pada tahap pupa, tidak dibutuhkan makanan. Pupa hanya akan mengalami perubahan bentuk hingga akhirnya menjadi nyamuk biasa yang siap terbang.

Keseluruhan siklus ini berlangsung 8-10 hari dalam suhu ruang. Membersihkan bak mandi Anda setidaknya satu minggu sekali dapat memutus siklus hidup nyamuk Aedes Aegypti.

2. Tutup perabotan rumah tangga Anda yang menampung air
Baskom berisi air, vas bunga, ember, dan wadah lain yang dapat menampung air berpotensi menjadi tempat nyamuk bersarang. Rajin-rajinlah membersihkan tempat-tempat tersebut setidaknya dua kali seminggu untuk mengurangi risiko munculnya nyamuk pembawa demam berdarah.

3. Gunakan kasa nyamuk
Kasa nyamuk berguna untuk mencegah masuknya nyamuk dari luar rumah. Anda bisa memasang kasa nyamuk ini pada pintu dan jendela.

4. Jangan menumpuk atau menggantung baju terlalu lama
Sesekali perhatikanlah gantungan baju Anda di balik pintu. Baju kotor yang menumpuk dapat menjadi tempat favorit untuk dihinggapi nyamuk. Memang tumpukan baju kotor bukan tempat nyamuk berkembang biak, tetapi merupakan tempat favorit nyamuk hinggap. Hal ini dikarenakan nyamuk menyukai aroma tubuh manusia. Jika Anda memang harus menyimpan kembali baju yang telah dipakai, letakkan baju pada tempat yang bersih dan tertutup.

5. Gunakan lotion anti nyamuk atau kelambu
Ketika Anda hendak bepergian, jangan lupa gunakan lotion anti nyamuk terutama pada bagian tubuh yang tidak tertutup oleh pakaian. Namun tidak hanya saat bepergian, Anda tetap harus melindungi diri dari gigitan nyamuk ketika sedang tidur karena nyamuk demam berdarah aktif pada malam hari hingga menjelang subuh.

Selain lotion anti nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur juga dapat membantu menghindari gigitan nyamuk dan mencegah DBD. (hellosehat/why)

Komentar