Selasa, 21 Mei 2024 | 04:43
COMMUNITY

Peran Vital Tenaga Jumantik dalam Menurunkan Angka Penderita Demam Berdarah di Jakarta Utara

Peran Vital Tenaga Jumantik dalam Menurunkan Angka Penderita Demam Berdarah di Jakarta Utara
Sosialisasi TBC bersama dokter dari Puskesmas Koja,. Tampak Sri Sulasteningsih (no 3 kanan)

ASKARA - Di Jakarta Utara, tenaga jumantik memainkan peran penting dalam upaya menurunkan angka penderita demam berdarah. Mereka adalah para petugas yang dilatih khusus untuk melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk Aedes aegypti, vektor penyakit demam berdarah. 

Upaya ini melibatkan pendekatan pencegahan dengan fokus pada pengendalian populasi nyamuk, yang merupakan langkah kunci dalam mengurangi penyebaran penyakit tersebut.

Salah satu upaya utama tenaga jumantik di Kelurahan Koja Jakarta Utara, adalah melakukan survei rumah ke rumah untuk mengidentifikasi dan menghilangkan tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. 

Acara PSN di RW 09, kunjungan Puskesmas Kecamatan, Puskesmas Kelurahan, PKK Kelurahan 

Mereka memeriksa bak mandi, tempat penampungan air, kolam, dan tempat-tempat lain di sekitar rumah yang dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Dengan menghilangkan sarang-sarang nyamuk tersebut, mereka dapat memotong rantai penularan demam berdarah.

"Sebagai tenaga jumantik kami memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan menghindari penumpukan air di tempat-tempat yang tidak seharusnya," kata salah satu kader jumantik, Sri Sulasteningsih S.Pd. Jumat (10/5).

Dia menjelaskan kepada masyarakat cara-cara sederhana untuk mencegah gigitan nyamuk, seperti menggunakan kelambu saat tidur dan mengenakan pakaian yang menutupi seluruh tubuh saat berada di luar rumah pada waktu-waktu tertentu.

Sosialisasi TBC bersama dokter dari Puskesmas Koja 

"Upaya pemberantasan sarang nyamuk tidak hanya dilakukan secara rutin, tetapi juga responsif terhadap laporan dari masyarakat tentang adanya tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk. Tenaga jumantik akan segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan melakukan pemeriksaan dan tindakan pencegahan yang diperlukan," kata Sri Sulasteningsih asal Koja, Jakarta Utara.

Namun, lanjutnya, kendala yang dihadapi, warga malas menguras bak atau penampungan air. Seharusnya menguras bak itu tidak hanya membuang airnya tetapi juga harus menyikat dinding bak agar telur nyamuk mati.  

"Telur nyamuk akan mati dengan sinar matahari jika tempat penampungan mendapatkan cahaya matahari," terangnya.

Kader Jumantik RW 09 Kelurahan Koja 

Menurutnya, fogging itu bukan suatu solusi untuk  DBD. Kenapa? Karena fogging bisa membahayakan pernapasan. Fogging juga bukan solusi mematikan jentik nyamuk karena nyamuk akan berpindah ke tempat yang lain.

"Solusinya 3 M, menguras, menutup, mengubur," tegas Korlap Jumantik RW 09 itu.

Sementara, tambahnya, untuk kader jumantik harus melakukan 4 M,  mendata, menginformasikan, menggerakkan, mengevaluasi.

Kendala para jumantik di lapangan, disaat covid, kader jumantik tetap melakukan tugas. Dimusim banjir tetap bertugas. Dalam seminggu, dua kali pengontrolan per tiga hari sekali untuk PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk) dengan cara 3 M (menguras, menutup, mengubur)

Kader Jumantik sedang mengontrol bak penampungan warga 

"Kadang warga segan didatangi kader jumantik, tidak mau membantu menguras bak. Sehingga kader yang menguras. Ada juga yang tidak mau didatangi kader Jumantik alasannya sudah bersih," ungkapnya.

Dikatakannya, sekarang disaat musim TBC, jumantik tugas double job jadi jumantuk (juru pemantau batuk), karena petugas jumantik yang lebih sering masuk ke rumah warga sehingga mengetahui kesehatan warganya.

Kerjasama antara tenaga jumantik dengan pemerintah setempat dan berbagai lembaga terkait juga sangat penting dalam upaya menurunkan angka penderita demam berdarah di wilayah Koja, Jakarta Utara. 

Melalui sinergi ini, sumber daya dan keahlian dapat digabungkan untuk meningkatkan efektivitas program pemberantasan sarang nyamuk dan edukasi masyarakat.

Kader jumantik juga melakukan monitoring terhadap perkembangan kasus demam berdarah di wilayah mereka. Dengan memantau tren kasus dan melakukan evaluasi terhadap efektivitas langkah-langkah pencegahan yang telah dilakukan, mereka dapat menyesuaikan strategi mereka agar lebih efektif dalam menangani masalah demam berdarah.

Meskipun telah banyak dilakukan upaya untuk menurunkan angka penderita demam berdarah, tantangan tetap ada, terutama mengingat di wilayah Koja Jakarta Utara merupakan wilayah yang padat penduduk dan memiliki lingkungan yang kompleks. 

Namun, dengan komitmen yang terus-menerus dari tenaga jumantik dan dukungan penuh dari masyarakat dan pemerintah, harapan untuk mengendalikan penyebaran demam berdarah di wilayah tersebut tetap terbuka lebar.

Komentar