Wamenekraf Dorong City Branding sebagai Kunci Daya Saing Kota di Ajang Asia Africa City Network

ASKARA – Upaya memperkuat identitas dan daya saing kota-kota di Indonesia kembali ditegaskan dalam Simposium Asia Africa City Network (AACN) 2025 yang digelar di Aula Barat Institut Teknologi Bandung (ITB), Selasa, 20 Mei 2025. Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf), Irene Umar, hadir memberikan dukungan penuh terhadap pengembangan city branding sebagai strategi penting dalam menghadapi tantangan global.
Simposium ini menjadi forum strategis bagi kota-kota anggota Asia Africa City Network untuk mempererat kolaborasi melalui pertukaran ide, praktik terbaik, dan penguatan ekosistem ekonomi kreatif berbasis potensi lokal. Dalam keynote speech-nya, Wamenekraf Irene menegaskan pentingnya membangun kolaborasi lintas daerah agar sektor ekonomi kreatif tumbuh menjadi mesin baru perekonomian nasional.
“Sudah saatnya daerah tidak berjalan sendiri. Pemerintah pusat dan daerah harus saling terhubung dalam pengembangan ekonomi kreatif, karena inilah the new engine of growth kita ke depan,” ujar Irene.
Irene juga memperkenalkan program “Ekraf Hunt” yang dikembangkan Kementerian Ekonomi Kreatif untuk memetakan potensi dari 17 subsektor ekonomi kreatif di Indonesia. Platform berbasis digital ini bertujuan untuk menghubungkan pemilik kekayaan intelektual (IP) lokal dengan pasar global.
“Kita harus dorong produk dan karakter lokal untuk tampil di panggung internasional. Setiap kota bisa membangun identitas melalui city branding, memanfaatkan kearifan lokal dan budaya unik masing-masing. Indonesia sangat kaya akan itu,” tambah Irene yang hadir bersama Direktur Pengembangan Sistem Pemasaran dan Hubungan Kelembagaan, Radi Manggala.
Dalam acara yang juga menandai peluncuran program cultural tourism and city branding Bandung ini, semangat solidaritas Asia-Afrika dijadikan pijakan untuk membangun kota-kota yang inklusif, tangguh, dan kompetitif. Kota Bandung sebagai tuan rumah pun menegaskan perannya sebagai pusat diplomasi budaya dan identitas kawasan.
Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, menambahkan bahwa city branding bukan sekadar slogan, tapi identitas yang harus dirancang dengan cermat dan memiliki narasi kuat. “Citra, cerita, dan cita. Tiga hal ini harus menjadi komponen dari city branding. Kita ingin kota-kota di Indonesia punya diferensiasi yang jelas dan menjadi referensi dunia dalam pengembangan kota berbasis budaya dan inovasi,” ungkap Bima Arya.
Ia juga menggarisbawahi pentingnya regulasi terbaru seperti PP No. 59/2022 tentang Perkotaan dan Permendagri No. 24/2024 tentang RP2P (Rencana Penyelenggaraan Pengelolaan Perkotaan) yang memberi keleluasaan bagi kota untuk berinovasi sesuai kapasitas fiskal masing-masing.
Simposium AACN 2025 menjadi langkah konkret memperkuat peran kota dalam diplomasi budaya, pengembangan ekraf, dan membangun daya saing global. Kolaborasi lintas negara dan antarwilayah ini diharapkan mampu membawa wajah baru bagi kota-kota di Asia dan Afrika sebagai poros pertumbuhan ekonomi masa depan.
Komentar