Senin, 21 April 2025 | 11:56
OPINI

Pertobatan: Memasuki Ruang Hening

Pertobatan: Memasuki Ruang Hening
Pertobatan (Dok Rm Yote)

Oleh: Rm. Yos Bintoro

ASKARA - Marsekal Jozef Pilsudski, panglima tertinggi Angkatan Darat Polandia dan salah satu pendiri bangsa itu, dikenal bukan hanya karena kepiawaiannya dalam strategi militer, tetapi juga karena imannya yang teguh.

Pada tahun 1920, menghadapi ancaman besar dari invasi tentara Bolshevik Uni Soviet, Pilsudski tidak langsung merancang strategi perang. Ia justru mengambil waktu tiga hari untuk menyepi dan berdoa, memohon perlindungan Bunda Maria. Dalam keheningan, ia mengolah batin, memurnikan niat, dan mencari bimbingan Ilahi.

Setelah masa permenungan itu, ia mengambil keputusan strategis. Dan tepat pada tanggal 15 Agustus 1920, bertepatan dengan Pesta Bunda Maria Diangkat ke Surga, ia melancarkan serangan kilat (blitzkrieg) yang berakhir dengan kemenangan gemilang bagi Polandia.

Hidup kita pun adalah medan pertempuran rohani. Kita berjuang melawan hawa nafsu, kemarahan, sakit hati, kekecewaan, dan godaan-godaan duniawi yang melemahkan jiwa.

Yesus sendiri mengingatkan:

"Berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan. Roh memang penurut, tetapi daging lemah."
(Matius 26:41)

Dalam doa yang sungguh-sungguh, keheningan menjadi ruang di mana kita mendengarkan suara Tuhan dan memperoleh kekuatan sejati. Maka, sempatkanlah waktu setiap pagi sebelum memulai aktivitas, dan malam sebelum beristirahat, untuk masuk ke dalam keheningan bersama Tuhan.

Percayalah, Allah selalu membuka jalan bagi mereka yang hatinya hening dan berserah. Ia menganugerahkan kekuatan, damai, dan berkat yang berlimpah bagi yang setia mencari wajah-Nya.

 

Komentar