Prof Rokhmin Dahuri: Pentingnya Keseimbangan Hidup Dan Spiritualitas Dalam Menjalani Tugas

ASKARA - Wakil Ketua Dewan Pakar Majelis Daerah (MD) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI), Prof. Dr. Ir. Rokhmin Dahuri, MS, Prof. Rokhmin Dahuri, menekankan pentingnya keseimbangan antara kehidupan duniawi dan spiritualitas (beriman kpd Allah dan Akhirat) dalam menjalani tugas dan tanggung jawab, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi.
Keseimbangan ini tidak hanya penting untuk kesejahteraan pribadi, tetapi juga untuk mencapai keberhasilan yang berkelanjutan dan kebahagiaan sejati bagi kehidupan bangsa.
Menurut beliau, memiliki kesadaran spiritual dapat membantu seseorang untuk lebih bijaksana dalam membuat keputusan dan menjaga keseimbangan hidup, yang pada gilirannya dapat memperkuat integritas serta komitmen dalam bekerja.
"Dengan menjaga keseimbangan antara pekerjaan, keluarga, dan spiritualitas, seseorang dapat hidup dengan lebih tenang dan penuh makna. Iman dan ketakwaan adalah kunci untuk mencapai kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat," ujar anggota Komisi IV DPR RI dalam sebuah kesempatan.
Lalu apa hubungannya antara iman dan takwa dengan keberhasilan hidup manusia? Jawabannya, jelas Prof Rokhmin Dahuri, terletak pada definisi dan pengertian takwa itu sendiri. Allah melalui Alquran dan hadis mengajarkan bahwa takwa adalah melaksanakan setiap perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya.
Mari kita lihat janji Allah didalam Alquran bagi orang beriman dan bertakwa sebagaiman Allah berfirman dalam QS. Ath-Thalaq (65) : 2-5, “Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia menjadikan kemudahan baginya dalam urusannya. Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu; barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipatgandakan pahala baginya.”
Menurutnya hal ini sangat penting, apalagi bagi mereka yang berada dalam posisi pemimpin atau profesional, untuk dapat menjaga etika dan prinsip-prinsip yang baik dalam melaksanakan tugas mereka.
Dengan menjaga keseimbangan antara aspek duniawi dan spiritual, seseorang akan lebih mudah mengatasi tantangan yang ada dan tetap memiliki semangat serta kedamaian batin dalam menjalani hidup.
"Dalam menghargai nilai-nilai ketenangan dan kedamaian dapat diperoleh melalui praktik spiritual yang baik, seperti dalam salat," tuturnya.
Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - IPB University itu menegaskan pentingnya keseimbangan dan fokus dalam hidup juga dapat diterapkan dalam ibadah salat. Dengan menjaga pikiran tetap fokus, memahami makna bacaan, melakukan salat dengan tenang, serta konsisten dalam beribadah, kita dapat mencapai kekhusyukan dalam salat.
Prof. Rokhmin Dahuri menekankan bahwa manisnya iman adalah sesuatu yang bisa dirasakan oleh setiap individu yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh.
"Dengan merasakan manisnya iman, seseorang akan menemukan kebahagiaan sejati dan hidup yang penuh makna," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia pada Kabinet Gotong Royong (2001-2004) itu.
Berdasarkan prinsip-prinsip yang sering diajarkan oleh para ulama dan praktisi agama, berikut adalah beberapa cara untuk mencapai kekhusyukan dalam salat dalam mencapai keseimbangan dan ketenangan dalam hidup:
1. Mengerti Makna Bacaan Salat
Khusyuk dalam salat dimulai dengan pemahaman terhadap apa yang kita baca dan ucapkan dalam setiap gerakan salat. Salah satu langkah yang dapat membantu kita untuk lebih khusyuk adalah dengan mempelajari makna dari bacaan-bacaan dalam salat, seperti Surah Al-Fatihah dan doa lainnya. Dengan memahami makna bacaan, kita akan lebih mudah menghayati setiap kata dan berkomunikasi dengan Allah dengan hati yang penuh kekhusyukan.
2. Membersihkan Hati dan Pikiran
Salah satu tantangan besar dalam menjaga kekhusyukan adalah menjaga pikiran kita tetap terfokus pada Allah selama salat. Ketenangan dalam hidup datang dengan pengelolaan pikiran yang baik. Sebagaimana dalam salat, kita perlu mengosongkan pikiran dari gangguan-gangguan duniawi dan berfokus sepenuhnya kepada Allah.
3. Salat dengan Sabar dan Tenang
Salat yang dilakukan dengan terburu-buru cenderung mengurangi kekhusyukan. Salah satu cara untuk khusyuk adalah dengan melakukan setiap gerakan salat dengan tenang dan tidak terburu-buru. Menurut ajaran Islam, Allah tidak menginginkan kita terburu-buru, tetapi salat yang dilakukan dengan kesabaran dan ketenangan.
4. Berdoa dan Memohon Kekuatan kepada Allah
Salat adalah bentuk komunikasi langsung antara kita dengan Allah. Dalam salat, kita memohon kepada Allah agar diberikan ketenangan dan kekuatan untuk bisa khusyuk dalam beribadah. Berdoa dengan penuh kesadaran, memohon bantuan Allah agar bisa menjaga fokus dan kekhusyukan dalam salat adalah bagian dari upaya menjaga kualitas salat kita.
5. Mengatur Waktu dan Tempat Salat
Untuk mencapai kekhusyukan, penting untuk memilih waktu dan tempat yang tenang untuk salat. Menghindari gangguan, baik dari orang lain maupun dari hal-hal duniawi, dapat sangat membantu kita menjaga konsentrasi. Tempat yang tenang dan waktu yang tepat memberikan ruang bagi kita untuk lebih fokus dan khusyuk dalam beribadah.
6. Konsistensi dalam Beribadah
Salah satu hal penting yang dapat mendukung kekhusyukan dalam salat adalah konsistensi. Betapa pentingnya komitmen dalam setiap bidang kehidupan, demikian juga dalam ibadah, konsistensi dalam melaksanakan salat akan mendekatkan kita pada kekhusyukan.
"Ketika kita menjadikan salat sebagai bagian dari rutinitas harian dengan penuh perhatian dan kesungguhan, kita akan semakin mampu menjaga kekhusyukan dalam ibadah," ujar Guru Besar Kehormatan Mokpo National University, Korea Selatan itu.
Komentar