Senin, 21 April 2025 | 11:36
COMMUNITY

Ustadz Harun: Bulan Rajab Adalah Bulan Perjalanan Spiritual Umat Muslim Menuju Bulan Ramadhan

Ustadz Harun: Bulan Rajab Adalah Bulan Perjalanan Spiritual Umat Muslim Menuju Bulan Ramadhan
Ustadz Muhammad Harun Al Rasyied

ASKARA - Bulan Rajab adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak ibadah, introspeksi diri, dan mempersiapkan diri secara spiritual untuk Ramadhan yang akan datang. Salah satu keistimewaan bulan Rajab dalam sejarah Islam adalah peristiwa Isra' Mi'raj yang terjadi pada malam 27 Rajab. Dalam peristiwa ini, Rasulullah SAW melakukan perjalanan malam (Isra') dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, dilanjutkan dengan Mi'raj yaitu perjalanan menuju langit untuk bertemu dengan Allah SWT dan menerima perintah salat lima waktu.

Ustadz Muhammad Harun Al Rasyied, Wakil Ketua Umum Yayasan Madani Al Washiyyah, mengingatkan bahwa Bulan Rajab adalah salah satu dari empat bulan suci dalam kalender Hijriah yang memiliki makna dan keutamaan istimewa dalam Islam. Bulan ini merupakan bulan ketujuh dalam kalender Islam.

"Bulan Rajab adalah bulan yang sangat penting dalam perjalanan spiritual umat Muslim menuju bulan Ramadhan. Beliau menjelaskan bahwa Rajab merupakan titik awal untuk mempersiapkan diri menghadapi Ramadhan, baik dari segi iman, taqwa, fisik, maupun semangat," ujar Ustadz Harun dalam tausiyahnya di Jakarta, Senin (20/1).

Ustadz Harun mengajak umat untuk memanfaatkan bulan Rajab ini dengan berdoa, berdzikir, dan melakukan amal saleh guna menyambut bulan yang penuh berkah, yaitu Ramadhan. Karena bulan Rajab menjadi momentum untuk mulai memperbaiki diri, meningkatkan ibadah, dan memperkuat ketakwaan, sehingga kita dapat meraih keberkahan yang maksimal di bulan Ramadhan.

Dengan memulai persiapan di bulan Rajab, kita dapat memastikan bahwa kita siap secara mental, fisik, dan spiritual untuk menyambut bulan Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

Sebagaimana Allah SWT berfirman: "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepada kalian untuk (kebahagiaan) negeri akhirat, dan jangan kalian lupakan bagian kalian di kehidupan dunia. Dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepada kalian. Dan janganlah kalian berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al-Qasas:77).

Allah SWT berfirman dalam surah At Taubah Ayat 36: 
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia 
menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu…”

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa ke-4 bulan tersebut adalah Dzulqa’dah, Dzulhijjah, Muharram dan Rajab. Dan di bulan-bulan Asyhurul Hurum ini, kita sangat ditekankan untuk tidak berbuat zhalim, dan sangat dianjurkan untuk meningkatkan amal baik.

Ketika sudah masuk bulan Rajab, harus kita ingat bahwa bulan ini adalah titik start pertama menuju bulan suci Ramdhan. Jika kita ingin meraup pahala dan keberkahan yang maksimal di bulan Ramadhan nanti, maka kita harus mulai menyiapkan iman, taqwa, fisik dan semangat kita dimulai dari bulan Rajab ini. 

Syeikh Abu Bakar Al Balkhi, seorang ulama besar, yang hidup pada tahun 800 masehi di kota Tirmidz, Uzbekistan; sebuah kota yang sama dengan Imam Tirmidzi, yang beliau juga merupakan seorang sufi yang dihormati, menjelaskan bahwa “Rajab adalah bulan menanam bibit, Sya’ban adalah bulan menyiram, dan Ramadhan adalah bulan menuai hasil panennya. Dan setiap orang, hanya akan menuai sesuai apa yang telah ia tanam”.

Syeikh Abu Bakar Al Balkhi dalam penjelasannya menggambarkan bulan Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan sebagai tiga tahap yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim, terutama dalam meningkatkan amal ibadah dan ketakwaan kepada Allah.

Pertama, Rajab sebagai bulan menanam bibit

Rajab adalah bulan yang penuh berkah dan sering dianggap sebagai waktu yang tepat untuk memulai persiapan spiritual. Ini adalah waktu untuk menanam bibit kebaikan, seperti memperbaiki niat, memperbanyak doa, dan memperkuat tekad untuk meningkatkan kualitas ibadah. 

Sebagaimana seorang petani mempersiapkan tanah untuk menanam benih, bulan Rajab adalah kesempatan bagi kita untuk mempersiapkan hati dan pikiran kita untuk menghadapi bulan-bulan penuh ibadah yang akan datang.

Kedua, Sya'ban sebagai bulan menyiram
   
Setelah menanam bibit di bulan Rajab, bulan Sya'ban adalah waktu untuk "menyiram" atau memelihara benih tersebut. Ini adalah saat di mana kita lebih fokus pada meningkatkan amal ibadah kita, seperti memperbanyak puasa sunnah, membaca Al-Qur'an, dan meningkatkan kualitas doa serta taubat kita. Penyiraman ini penting untuk memastikan bahwa apa yang kita tanam di bulan Rajab tumbuh dengan baik, agar kita siap untuk menuai hasilnya di bulan Ramadhan.

Ketiga, Ramadhan sebagai bulan menuai hasil

Ramadhan adalah waktu untuk menuai hasil dari apa yang telah kita tanam dan rawat. Ini adalah bulan yang penuh dengan kesempatan untuk meraih pahala yang berlipat ganda, seperti dalam menjalankan puasa, berdoa, berzikir, serta memperbanyak ibadah lainnya. Pada bulan Ramadhan, setiap amal ibadah kita akan dihitung dengan lebih besar dan lebih berkah, sehingga ini adalah waktu yang tepat untuk "menuai" hasil dari usaha kita di bulan-bulan sebelumnya.

"Syeikh Abu Bakar Al Balkhi mengingatkan bahwa hasil yang kita peroleh di Ramadhan akan bergantung pada apa yang kita tanam di bulan Rajab dan Sya'ban. Oleh karena itu, bulan-bulan ini menjadi sangat penting dalam mempersiapkan diri kita untuk mendapatkan keberkahan dan ampunan Allah yang maksimal di bulan Ramadhan," terangnya.

Oleh karena itu, Ustadz Harun menekankan pentingnya memanfaatkan momentum kemuliaan bulan Rajab dan awal tahun ini sebagai waktu yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas iman dan taqwa. Menurut beliau, bulan Rajab adalah waktu yang baik untuk mempersiapkan diri secara spiritual dengan lebih giat berusaha (ikhtiar) dalam memperbaiki hubungan dengan Allah, baik melalui ibadah, doa, maupun amal saleh. 

Hal ini bertujuan agar kita dapat menggapai ampunan Allah SWT, terutama menjelang bulan Ramadhan yang penuh berkah. Selain itu, persiapan yang matang di bulan Rajab ini juga dapat mendatangkan keberkahan yang maksimal dalam kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat. 

Ustadz Harun mengingatkan umat agar tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas ibadah demi meraih keberkahan sepanjang tahun.

Al Quranul Karim telah memberikan 4 kita arahan untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut

1. Tujukan Untuk Bersyukur Kepada Allah

Tujukan segala resolusi yang kita ingin wujudkan sebagai bentuk syukur kepada Allah. Karena Allah SWT telah berjanji ”…Jika kalian bersyukur, Pasti akan benar-benar aku tambahkan untuk kalian....” (Qs. Ibrahim:7)

2. Luruskan Niat

Teguhkan prinsip kita bahwa tujuan utama segala resolusi yang kita akan wujudkan adalah semata-mata untuk Allahَ. Katakanlah: “Sesungguhnya Shalatku, Qurbanku, Hidupku dan Matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”. (Al An’am : 162)

3. Seimbang Antara Dunia dan Akhirat

“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (untuk kebahagiaan) negeri akhirat, namun jangan kamu melupakan bagianmu dari (kebahagiaan) di kehidupan dunia…” (Al Qasas : 77)

4. Menegakkan Nilai-nilai Muamalah dan Menebarkan Manfaat & Kebaikan
 

“…Dan tolong-menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan bulan Rajab ini untuk mempersiapkan diri kita masing-masing sesuai dengan arahan Al Quran. Mari kita luruskan niat kita, tetapkan tujuan kita, dan teguhkan prinsip kita untuk menggapai ridha Allah SWT di tahun ini dan tahun-tahun yg akan datang. 

Mudah-mudahan Allah SWT berikan kita kemudahan untuk mewujudkan resolusi kita, dan mudah-mudahan Allah berikan kita taufiq dan hidayah untuk menjadikan diri kita menjadi pribadi yang lebih baik, yang lebih bertaqwa, yang akhirnya akan menjadikan bangsa kita menjadi bangsa yang lebih baik dan lebih bertaqwa kedepannya. Aamiin YRA.

“Allahummaj’al yaumana khairan min amsina, Waj’al ghodana khairan min yaumina, wa ahsin ’aaqibatana fil 
umuri kulliha”

"Ya allah, jadikanlah hari ini, pekan ini, bulan ini, tahun ini, lebih baik bagi kami dibanding hari kemarin, jadikanlah hari, pekan bulan dan tahun yang akan datang lebih baik bagi kami dibandingkan hari ini, dan jadikanlah segala resolusi kami, ikhtiar kami, dan pekerjaan kami akan menghasilkan hasil yang terbaik," ucap Ustadz Harun dalam doanya.

Komentar