Minggu, 16 Februari 2025 | 19:49
COMMUNITY

Satu Tubuh dan JDS Jakut Kolaborasi Adakan Pelatihan Penyembuhan Spiritual Kristiani

Satu Tubuh dan JDS Jakut Kolaborasi Adakan Pelatihan Penyembuhan Spiritual Kristiani
Satu Tubuh dan JDS Jakut kolaborasi adakan pelatihan Penyembuhan Spiritual Kristiani (Dok Ronald)

ASKARA - Praktik penyembuhan non medis telah lama dikenal dan dilakukan oleh manusia. Kitab Suci umat Kristen, yakni Alkitab, mencatat praktik penyembuhan non medis sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu melalui perantaraan manusia dengan mengandalkan kekuatan doa dan keyakinan kepada Tuhan.

Keterpanggilan untuk melatih jemaat gereja agar memiliki karunia khusus seperti ini menjadi pendorong bagi lembaga Satu Tubuh dan Jaringan Doa Se-Kota Jakarta Utara untuk menggelar pelatihan spiritual penyembuhan Kristiani, yang akan dilaksanakan  selama dua hari pada Februari mendatang.

Pelatihan yang diberi tajuk “2 Days School of Healing and Miracles” tersebut dijadwalkan digelar di Gading Premiere Hall, Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada 7 hingga 8 Februari 2025 dengan menghadirkan Pendeta William Lau, seorang praktisi doa asal Amerika Serikat yang secara konsisten menjadi perantara penyembuhan bagi banyak orang.

Pendeta Tony Mulia, salah satu inisiator pelatihan yang ditemui awak media di konferensi pers “2 Days School of Healing and Miracles” yang dilangsungkan di Gereja Kristen Bersinar, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin pagi (13/1), mengatakan, ada alasan khusus mengapa panitia mengundang Pendeta William Lau untuk terbang jauh ke Jakarta dan memimpin pelatihan.

“Saya mendapatkan pengalaman dengan seorang hamba Tuhan yang pernah melayani di tempat ini (Kelapa  Gading), yang namanya Pendeta William Lau. Selama dua hari William Lau pernah mengadakan pelatihan di tempat ini. Beliau mengatakan ‘kita bukan mendoakan orang, tetapi kita diberi kuasa untuk menyembuhkan orang’,” ujar Pendeta Tony Mulia.

Bersama dengan sang istri, Pendeta William Lau melepaskan impian mendulang kesuksesan di Amerika Serikat (American Dream)  pada tahun 1978, dan memilih pergi ke Kalimantan Barat.

Di tempat itu,  dengan iman dirinya mengabarkan Injil kepada orang-orang yang tinggal di daerah terisolasi.

Berdasarkan pengalaman selama pelatihan Pendeta William Lau, Tony melihat bahwa sosok rendah hati tersebut mendorong agar setiap peserta menjadi pendoa bagi orang-orang yang mengalami gangguan Kesehatan. Tony menambahkan, setiap orang yang mengalami berbagai macam keluhan kesehatan memperoleh kesembuhan setelah didoakan.

“Hari itu sembuh (orang-orang yang sakit). Jadi ini menurut saya, yang punya otoritas atau punya kuasa untuk penyembuhan bukan hanya pendeta atau hamba Tuhan secara khusus semata,” kata Tony.

Sementara itu Ketua Panitia 2 Days School of Healing and Miracle, Bryant Lucas Wong, di kesempatan yang sama menunjukan tujuan dari diselenggarakannya acara tersebut. 

Menurut Bryant, kegiatan School of Healing and Miracle menjadi sebuah sarana yang ampuh untuk memberitakan Kabar Baik.

Di kesempatan tersebut, peserta bukan hanya diajarkan secara teori, tetapi peserta akan berpraktik menyembuhkan orang yang sakit di acara KKR (Kebaktian Kebangkitan Rohani), pada Sabtu (8 Februari).

“Selanjutnya, peserta dapat mengajarkan kembali apa yang telah dipelajari di gereja lokal masing-masing dan gereja saudara akan mengalami revival (kebangkitan rohani) dan pertumbuhan iman,” jelas Bryant.

Di sisi lain, Bryant kembali menjelaskan, School of Healing and Miracles diharapkan menjadi suatu sarana dalam memperlengkapi semua orang beriman untuk mengobarkan pelayanan kesembuhan dan mukjizat, sebagai penjangkauan yang efektif bagi Tuhan.

“Siapa saja yang boleh ikut dalam kegiatan School of Healing and Miracles? Kaum awam, jemaat, aktivis, hamba-hamba Tuhan yang ingin diperlengkapi dengan Kuasa Roh Kudus,” tandas Bryant.

 

Komentar