Dirut PT.PP Tbk Takut Ditangkap? Presiden Prabowo Bukan Kaleng-Kaleng

Oleh: Agusto Sulistio *)
ASKARA - Pidato Presiden Prabowo Subianto usai dilantik sebagai Presiden RI ke-8 bukan sekadar retorika politik, melainkan komitmen nyata untuk membawa Indonesia keluar dari krisis yang diwariskan pemerintahan sebelumnya. Prabowo berjanji menegakkan hukum, memberantas korupsi, dan meringankan beban rakyat. Komitmen ini beberapa telah dibuktikan, selanjutnya akan segera diwujudkan dengan langkah-langkah konkret yang menunjukkan keberpihakan kepada rakyat meski di tengah kesulitan keuangan negara.
Salah satu realisasi komitmen Prabowo adalah langkah progresif dalam pemberantasan korupsi. Penegakan hukum terhadap kasus besar, seperti penyitaan uang sebesar Rp.62 miliar dalam dugaan korupsi PT. PP Tbk salah satu perusahaan BUMN yang mengerjakan proyek infrastruktur berskala Nasional oleh KPK, menjadi bukti bahwa pemerintah tidak segan menindak tegas pelaku korupsi, termasuk di lingkungan BUMN. Tentu nilai sitaan Rp.62 miliar dari PT.PP Tbk oleh KPK bukan akhir dari penyelidikan, dengan arahan Presiden serta pengawasan publik yang semakin ketat dan masif KPK mau tak mau akan terus membongkar praktek korupsi di PT.PP dan BUMN, yang nilainya diperkirakan lebih dari Rp.62 milyar.
Barangkali bagi sebagian oknum koruptor komitmen Prabowo hanya sekedar ilusi, akan tetapi ketika satu persatu kebejatan oknum pejabat digelandang ke meja persidangan, mereka mungkin baru menyadarinya. Cepat atau lambat mereka akan menghadapi kenyataan hukum yang sesungguhnya, perlakuan hukum yang adil dan tidak semata akan tajam kebawah.
Disisi lain Presiden Prabowo dalam berbagai kesempatan menyampaikan pesannya yang mendukung pendekatan inovatif dengan memberi kesempatan kepada koruptor untuk mengembalikan uang negara, sehingga hasilnya dapat digunakan untuk pembangunan nasional. Langkah ini bukan berarti kompromi terhadap korupsi, melainkan strategi untuk memulihkan keuangan negara secara cepat, sesuai amanat UU dan harapan rakyat.
Namun, salah satu tantangan besar yang dihadapi adalah kondisi keuangan negara yang sulit. Namun demikian pemerintah teris mencari solusi kreatif untuk tetap menjalankan pembangunan tanpa membebani rakyat. Salqh satunya kemarin kita sama-sama saksikan diselitar 20 provinsi program makan bergizi gratis sudah mulai dilaksanakan, bukti janji Presiden yang bukan kaleng-kaleng alias omon-omon.
Solusi kreatif lainnya antar lain adalah kebijakan presiden yang menunjukkan keseimbangan di sektor pajak dengan pengaturan pajak PPN secara bijak. Meski tarif PPN naik menjadi 12%, namun Prabowo telah membuktikan komitmennya bahwa pengenaan pajak tersebut dirancang dengan hati-hati agar tidak menekan daya beli masyarakat, sehingga tak ada kenaikan pajak pada barang-barang yang menyangkut kebutuhan hidup rakyat sehari-hari, kecuali PPN 12% untuk kelompok barang mewah. Kebijakan ini dilengkapi dengan pengawasan ketat terhadap sektor pajak, sehingga penerimaan negara dapat ditingkatkan secara efisien dan adil.
Di tengah situasi sulit, Prabowo juga menunjukkan konsistensinya dalam mengedepankan kepentingan rakyat. Pemerintahannya berfokus pada efisiensi anggaran, mengurangi pemborosan, dan memastikan setiap rupiah yang digunakan benar-benar bermanfaat untuk rakyat. Selain itu, perhatian pada sektor-sektor strategis, seperti pendidikan, kesehatan, dan pembangunan infrastruktur dasar, tetap menjadi prioritas meski dengan anggaran terbatas.
*Langkah Konkrit Prabowo dan Harapan*
Langkah konkrit ini menggambarkan bahwa Prabowo memahami harapan rakyat terhadap dirinya sebagai pemimpin yang membawa perubahan. Istilah penulis: "Prabowo The Last Emperor" Prabowo adalah pemimpin harapan terakhir kami yang dapat lakukan perubahan besar.
Namun harapan besar itu ibarat pedang bermata dua: di satu sisi menjadi kekuatan yang mendukung pemerintahannya, namun di sisi lain bisa menjadi ancaman jika komitmen tersebut diabaikan. Sejarah telah membuktikan bahwa rakyat yang merasa dikhianati oleh pemimpinnya akan bangkit melawan. Revolusi Prancis, kejatuhan Orde Baru, dan gerakan anti-apartheid di Afrika Selatan adalah bukti nyata bahwa kepercayaan rakyat adalah aset terpenting sekaligus risiko terbesar bagi seorang pemimpin.
Prabowo tampaknya memahami hal ini. Ia bergerak dengan hati-hati, memastikan bahwa setiap kebijakan yang diambil tidak hanya menjawab tantangan masa kini, tetapi juga memenuhi janji yang ia sampaikan kepada rakyat. Dalam situasi sulit sekalipun, Presiden Prabowo tetap konsisten melaksanakan komitmennya dengan mengedepankan kepentingan rakyat.
Rakyat Indonesia, dengan naluri kolektifnya, akan melindungi pemimpin yang benar-benar membela mereka. Prabowo kini memiliki peluang besar untuk menjadi simbol kebangkitan bangsa, seorang pemimpin yang berani mengambil resiko demi rakyatnya. Namun, sejarah juga mengingatkan bahwa kepercayaan rakyat tidak dapat direkayasa. Ia harus diraih dan dipertahankan melalui tindakan nyata dan keberanian untuk menempatkan rakyat di atas segala kepentingan lainnya.
*) Pendiri The Activist Cyber, Aktif di Indonesia Democracy Monitor (InDemo)._
Komentar