Debat Pertama Cagub Jakarta 2024, RK dan Pramono lebih Unggul Dibanding Dharma
Oleh: Jamiluddin Ritonga *)
ASKARA - Debat pertama yang mengusung tema "Penguatan SDM dan Transformasi Kota Global" tampak didominasi pasangan Ridwan Kamil (RK) - Suswono dan Pramono Anung - Rano Karno. Sebab, tema yang diangkat cenderung lebih dikuasai dua pasangan calon (paslon) tersebut.
RK dan Pramono terlihat menguasai substansi dari tema yang dibahas, bahkan Pramono relatif kuat dalam pembahasan penguatan SDM. Karena itu, saat pembahasan masalah ini tampaknya RK dan Pramono bersaing ketat.
Namun, bila dilihat dari sisi retorika atau public speaking, RK tampak lebih unggul dibandingkan Pramono dan Dharma Pangrekun. RK tampak lebih santai dan informal sementara dua calon lainnya terlihat lebih kaku dan formal layaknya seorang birokrat berpidato atau berbicara.
Keformalan Pramono dapat dicairkan oleh Rano, sebab Rano cenderung kuat dalam beretorika terutama dalam menonjolkan pidato yang santai dan informal. Meskipun begitu, peran Rano tak signifikan menutupi keformalan Pramono.
Jadi, dilihat dari substansi dan retorika, tampaknya RK-Suswono lebih unggul daripada dua pasangan lainnya. Pasangan Pramono-Rano mengikuti diurutan kedua. Sementara Dharma - Kun Wardana berada diperingkat buncit.
Jadi, kapabilitas tiga paslon tampak tidak sama, terutama paslon Dharma. Sementara RK dan Pramono tampaknya relatif seimbang kapabilitasnya.
Karena itu, dalam debat pertama, yang mencuri panggung RK dan Pramono. Dua calon ini saling beradu program, namun RK tampak sedikit lebih unggul.
RK unggul sedikit, karena terbantu dari retorika yang lebih baik. Hal ini yang kurang dimiliki Pramono, sehingga kapabilitasnya kurang memancarkan personanya.
Berbeda dengan RK, pancaran persona akan menguat karena ditopang kapabilitas dan retorika yang baik. Di sinilah Ridwan mampu mengungguli Pramono.
Sementara Dharma tampak lemah dalam kapabilitas sehingga tidak memancarkan personanya. Personanya semakin melemah karena tidak ditopang retorika yang baik.
*) Penulis adalah Pengamat Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul dan Dekan Fikom IISIP 1996-1999
Komentar