Sejarah Kelam Pasir Laut: Dari Larangan Megawati hingga Kebijakan Jokowi
ASKARA - Mardigu Wowiek dalam instagramnya memperlihatkan beberapa gambar dengan narasi sindiran kepada Presiden Jokowi dan sejarah kelam Indonesia tentang eksploitasi pasir laut di tahun 1976 sampai 2002, sebuah sejarah panjang ekspor pasir laut untuk kebutuhan Singapura.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan pada waktu itu mencatat pasir laut yang diekspor mencapai 2 juta meter kubik setiap hari.
Sebenarnya kegiatan itu sudah dihentikan oleh Megawati, tentang larangan ekspor pasir laut yang tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Menperindag No 117/MPP/Kep/2/2003 tentang Penghentian Sementara Ekspor Pasir Laut untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih luas.
Selanjutnya tertulis “Presiden Jokowi memang beda, aturan apa saja juga bisa diterobos”. Seolah sosok Jokowi adalah pembangkang yang ditakuti. Tak pelak ini seolah membuka tabir bahwa Jokowi kembali mengesahkan kembali ekspor pasir laut. Walaupun Jokowi membantah kalau yang diekspor bukanlah pasir laut.
Jelas ekspor pasir laut hanya menguntungkan pihak tertentu saja. Sebab, setelah adanya aturan tersebut puluhan perusahaan berlomba mendaftar sebagai pengeruk pasir. Setidaknya 66 perusahaan saat ini sedang mengantri pengajuan izin pengelolaan pasir laut ke Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
Secara rinci, ada tujuh lokasi, yaitu berada di Kabupaten Demak, Kota Surabaya, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Karawang, perairan sekitar Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Balikpapan, serta perairan di sekitar Pulau Karimun, Pulau Lingga, dan Pulau Bintan, terakhir Provinsi Kepulauan Riau. Padahal Riau sudah pernah kena abrasi akibat ekspor pasir ke luar negeri.
Indonesia Rugi, Singapura Happy
Dari keterangan gambar ini disebutkan yang legal hanya 900 ribu meterkubik. Jadi, demi menyejahterakan agraria luar, pemerintah diperkirakan merugi 330 juta dolar AS per tahun.
Dari hasil beli pasir Indonesia, Singapura perhasil membuat 8 pulau kecil yaitu Seraya, Merbabu, Merliau, Ayer Chawan, Sakra, Pesek, Masemut Laut dan Meskol menjadi Pulau Jurong. Seusai reklamasi, wilayah Jurong maju 3,5 kilometer ke arah barat daya.
Namun Jokowi sempat membantah tentang dibuka lagi pasir ekspor tersebut.
"Sedimen itu beda, meski wujudnya juga pasir. Tapi itu sedimentasi yang diekspor," kata Presiden Jokowi.
Bagaimana menurut anda, tanya Mardigu Wowiek sekaligus membuka komentar “Gak dapet Investor IKN, larinya ke Singapura".
Netizen pun langsung menyerbu kolom komentar, bahkan ada juga yang melaporkan “Daerah Kami.. Bintan (lokasi Lobam, simpang Busung, daerah eksplorasi pasir. Yang di kirim ke Singapore,” tulis @khair.76.
Komentar pedas pun dilontarkan netizen, ”tunggu 20 oktober sikat aja pak masukin bui seluruh keluarganya,” celetuk @adeliokenziesaputra.
“Sampai jumpa di pengadilan ALLAH SWT ya pak Joko,” komentar @faizal_nanda93 dengan diakhiri lambang api.
Komentar