Minggu, 15 September 2024 | 03:02
COMMUNITY

Ridwan Kamil Minta Maaf, Kurang Sopan Mengkritik Kota Jakarta

Ridwan Kamil Minta Maaf, Kurang Sopan Mengkritik Kota Jakarta
Ridwan Kamil saat mengunjungi korban banjir di Braga Bandung (screenshot akun X @ridwankamil)

ASKARA - Ridwan Kamil, bakal calon gubernur DKI Jakarta meminta maaf kepada masyarakat terkait  twit-twit  dirinya yang lama tentang Jakarta yang pernah ia tulis di Twitter (kini X), setelah diunggah dan dibagikan ulang oleh netizen.

Salah satu twit RK yang ramai dibagikan dan posting ulang dalam format screenshot berbunyi: Tengil, gaul, glamor, songong, pelit, gengsian, egois, pekerja keras, tahan banting, pamer, hedon. Itu karakter org JKT. #citybranding.

"Saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi—bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi," ujar RK di akun X resminya, @ridwankamil.
 
Mantan Gubernur Jawa Barat ini berharap semoga Ia bisa lebih baik lagi ke depan. "2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar. Saya mengaku banyak belajar dan tidak membela diri atau berusaha membenarkan itu," tuturnya

Berikut tulisan permohonan maaf RK kepada masyarakat yang dikutip Minggu (25/8) malam.

TWIT-TWIT LAMA

Dulu 12-15 tahun yang lalu sebelum jadi pejabat publik, saya memang aktif bermain Twitter (sekarang X). Sebagaimana nature-nya platform tersebut, saya berekspresi secara bebas. Kadang penuh kritik pedas, kadang nyindir, sering juga nyinyir. Sering saya katakan di mana-mana, dulu saya adalah netizen yang marah—bahkan julid.

Tapi kemudian takdir membawa saya ke proses hidup yang lebih kompleks. Pada gilirannya Allah  menakdirkan saya menjadi pejabat publik, dari walikota sampai gubernur. Saya giliran balik dikritik, disindir, dinyinyiri di media sosial. Saya sering melihat diri saya yang dulu, netizen yang marah tadi. Bikin saya tersenyum dan sadar.

Konon setiap orang akan melewati fase-fase jadi tukang protes, anak muda yang rebel penuh kritik dan sinisme. Tapi semua orang juga berproses, harus menjadi lebih bijaksana dan tahu diri.

Ibarat anak-anak yang selalu protes pada orangtuanya, remaja yang rebel, pemuda yang kritis dan sinis, pada saatnya akan jadi orangtua yang melihat dari sudut pandang yang berbeda. Yang akan bilang pada dirinya sendiri, "Oh gitu ya saya dulu", dan "Ternyata begini rasanya di posisi ini."

Bagaimanapun, untuk twit-twit saya yang lama, saya akui dulu saya kurang bijak dan mungkin kurang literasi—bahkan kurang sopan. Saya mohon maaf jika ada pihak-pihak yang tersakiti, terkritik, tersindir, atau terhina dengan cara saya berekspresi. Semoga saya bisa lebih baik lagi ke depan. 2017-2018 saya pernah meminta maaf tentang hal-hal ini. Saya banyak belajar.

Saya tidak membela diri atau berusaha membenarkan. Itu memang saya yang dulu, saya yang kurang bijak.

Semua orang pernah protes, tapi proseslah yang akan membuatnya sukses. Katanya masa lalu tidak akan mengubah masa depan, tapi sebaliknya.

Maafkan aku yang dulu. Mari kita move on. 

Ridwan Kamil

Komentar