Senin, 29 April 2024 | 14:10
NEWS

KPU Resmi Umumkan Hasil Pilpres 2024, AMIN: Kecurangan Hasilkan Rezim Penuh Ketidakadilan

KPU Resmi Umumkan Hasil Pilpres 2024, AMIN: Kecurangan Hasilkan Rezim Penuh Ketidakadilan
Capres Anies Baswedan dan Cawapres Muhaimin Iskandar

ASKARA  - Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah mengeluarkan pengumuman resmi hasil rekapitulasi suara Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 tingkat nasional pada hari ini, 20 Maret 2024, yang hasilnya dalam versi KPU. Namun, Capres nomor 01 AMIN menolak hasilnya. Menurut Capres Anies Baswedan, dalam sebuah pemilihan, proses itu tidak kalah penting dari hasilnya.

“Proses pemilihan itu penting untuk dipastikan terbuka, adil, jujur, bebas dari berbagai macam tekanan. Untuk apa? Untuk menjamin bahwa semua suara yang memenuhi syarat akan di dengar dan akan dihormati,” ujar Anies Baswedan dalam keterangan videonya, Kamis (21/3).

Menurutnya, proses pemilihan ini penting untuk dijaga agar memastikan legitimasi, kepercayaan, dan inklusivitaas dalam hasilnya. Tanpa proses yang kredibel, legitimasi calon yang terpilih atau legitimasi keputusan bisa menyebabkan keraguan.

Maka menjaga integritas pemilihan adalah fundamental untuk kelangsungan demokrasi dan untuk terpenuhinya aspirasi masyarakat secara keseluruhan. “Atas dasar itu izinkan kami menyampaikan pernyataan untuk menanggapi proses pemilih yang sejak awal hingga saat ini,” ucapnya.

Anies menerangkan, kepemimpinan yang lahir dari proses yang ternodai, dengan penyimpangan, dengan kecurangan akan menghasilkan rezim yang output nya nanti adalah kebijakan-kebijakan yang penuh dengan ketidakadilan. “Dan ini yang tidak ingin kita temui di Indonesia dan tidak ingin hal ini terjadi,” kata Anies.

Dalam prinsip Negara demorakasi modern, Anies menekankan ketika melihat ketidaknormalan, ketika melihat penyimpangan demokrasi, maka langkah yang dilakukan bukanlah marah-marah lalu melakukan agitasi kepada publik.

“Tapi langkah yang dilakukan adalah mengumpulkan semua sinyalemen, semua bukti-bukti untuk kemudian nanti dibawa ke depan hakim Mahkamah Konstitusi. Ini ciri pribadi, ciri organisasi dan ciri Negara yang modern, yang matang, yang beradab,” katanya.

Karena itu, kata Anies, sejak awal AMIN tidak akan gegabah, walaupun dirasakan sejak masa kampanye sampai pemilihan terlalu banyak ketidaknormalan, penyimpangan yang mereka alami.

“Tapi kami memilih untuk mengumpulkan itu semua secara hati-hati melakukan validasi, memastikan akurat. Kenapa? Karena kita ingin negeri ini, Negara yang tercinta kita ini terus maju makin matang dalam berdemokrasi. Makin matang dalam bernegara dan ini kita kerjakan dengan keseriusan,” jelasnya.

Anies menegaksn, bahwa pihaknya tidak ingin proses demokrasi yang terjadi, membuat kita mundur mendekati masa prareformasi. Karena itulah, kita menjagaa semua proses ini secara baik, secara tertib. Walaupun semua kita lakukan akan ada saja yang berusaha merendahkan usaha konstitusional ini.

Ada saja yang nanti akan mendegradasi usaha konstitusional ini seakan ini adalah sikap penyangkalan dan tidak menerima kekalahan.

“Izinkan, kami tegaskan di sini, kami tidak ingin penyimpangan atas demokrasi itu berlalu tak ditantang. Kami tidak ingin penyimpangan itu berlalu tanpa catatan. Kami tidak inginini menjadi preseden yang buruk bagi generasi-generasi yang akan datang. Biarlah cukup berhenti sampai di sini. Jangan ada pembiaran,” tandasnya.

Bila penyimpangan pelanggaran dibiarkan, tegas Anies, dia menjadi kebiasaan. Bila kebiasaan dibiarkan, dia menjadi budaya. Kita tidak ingin budaya demokrasi kita penuh dengan ketidaknormalan. Kita ingin mengembalikan demokrasi kita menjadi demokrasi yang penuh dengan kewarasan, demokrasi yang mengedepankan adab.

“Ini yang harus kita kerjakan. Karena itu kenapa kita memilih jalur ini? Karena kita ingin agar pengalaman ini nantinya tidak menular.  Tidak menular ke mana? Ke pemilihan-pemilihan  berikutanya, baik pilpres, nanti aka nada ratusan pilkada, akan ada pileg tingkat 1, tingkat 2 yang tidak boleh mengalami yang pernah kita saksikan sama-sama,” ujar Anies.

Menurutnya, walaupun kita ini dalam situasi yang tidaknormal. Banyak yang menyampaikan, bahwa kemungkinan untuk bisa mendapatkan keadilan itu kemungkinan amatkecil. Berbagai pihak mengatakan, ini lembaga-lembaga Negara yang terkait penyelenggaraan pemilu, terkait penyelenggaraan sengketa telah terkooptasi oleh oknum-oknum yang sudah terbukti melanggar etik.

Bahkan ada yang ketuanya sudah melanggar kode etik berkali-kali. Sudah diberikan sanksi berkali-kali, tapi tetap saha dibiarkan menjalankan perannya. Padahal perannya memiliki dampak pada kehidupan seluruh bangsa Indonesia dan perjalanan ke depan Negara kita.

“Meskipun kita dengan itu semua, meskipun kita saksikan ketidaknormalan itu, tapi kami tetap memilih berasa pada jalan dan jalur konstitusi. Kami berharap pertolongan Allah SWT, pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, semoga Allah bukakan, Allah teguhkan hati para hakim konstitusi itu untuk mereka bisa imparsial, untuk mereka memiliki keberanian, untuk mereka mengambil keputusan yang adil, keputusan yang benar. Keputusan yang nantinya akan mereka pertanggungjawabkan dihadapan Tuhan Yang Maha Kuasa. Keputusan yang akan mereka petanggungjawabkan dihadapan sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Yang akan dipertanggungjawabkan di depan anak-cucu mjereka di kemudian hari,” tegasnya.

Ini, kata Anies, harapan kita dan yakin Insya Allah mereka akan bisa menjalankan apa yang menjadi harapan dari kita semua. “Mari kita terus jalankan perjuangan ini dengan menjunjung tinggi etika, menjaga perdamian dan persatuan. Kita dukung langkah tim hukum dan kita biarkan segala temuan itu nantinya disampaikan dan menjadi di rekam sejarah yang tercatat secara resmi dalam lembaran risalah-risalah Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia,” ucapnya.

Anies mengatatan, ini menjadi catatan yang penting bagi perjalanan republik ini, perjalanan bangsa ini dimasa yang akan datang. “Jangan sampai ini berulang lagi. Apapun takdir yang ditetapkan oleh Allah SWT, kami akan bersama dengan gerakan perubahan. Insya Allah gerakannya akan terus bergulis membesar ke depan dan membawa perubahan-perubahan yang baik yang diperlukan bangsa ini,” kata Anies.

Cawapres Muhaimin Iskandar menyampaikan, sepanjang perjalanan pilpres kali ini, sejak awal kita semua telah melihat dan menemukan bagitu banyak ketidaknormalan, kekurangan dan pembiaran terhadap proses yang tidak wajar yang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah bangsa ini.

Menurutnya, sudah menjadi rahasia umum, berbagai kecurangan ini telah kita temui sejak jauh sebelum pencoblosan. Mulai dari rekayasa regulasi, sampai ke intervensi alat Negara dan semua ini telah menjadi catatan media serta jadi catatan publik,” katanya.

“Mas Anies dan saya maju sebagai capres dan cawapres. Ini untuk membawa misi perubahan. Menghadirkan keadilan dan kemakmuran bagi semua. Menegakkan kembali demokrasi dan menunaikan janji-janji reformasi,” bebernya.

“Berdasarkan catatan dari KPU, ada puluhan juta orang yang menitipkan suara kepada kami berdua,” sambungnya.

Maka, kata Gus Imin, untuk memperjuangkan suara mereka yang percaya pada perubahan dan tetap teguh hingga akhir, memutuskan meminta tim hukum Timnas AMIN untuk maju ke Mahkamah Konstitusi dan menyampaikan kepada majelis hakim serta publik luas tentang berbagai kekurangan dan penyimpangan yang telah terjadi selama proses pilpres kali ini.

Menurutnya, terlalu banyak temuan-temuan tentang proses demokrasi yang tidak berintegritas ini yang telah dikumpulkan oleh tim hukum Timnas AMIN. Semua ini nanti akan disampaikan oleh tim hukum kepada Mahkamah Konstitusi.

“Kami mempercayakan sepenuhnya kepada tim hukum Timnas AMIN yang dipimpin oleh saudara Ari Yusuf Amir, dan tentu dikawal dan didukung sepenuhnya oleh Tim AMIN dibawah kepemimpinan Kapten Muhammad Syaugi,” katanya.

AMIN menyerukan kepada seluruh relawan dan pendukung, mari kita dukung sepenuhnya tim hukum berjuang di jalan konstitusional yang telah tersedia secara sah. “Dan kita semua akan terus menjaga etika demokrasi, menjaga suasana kedamaian dan persatuan,” ujarnya.

Komentar