Selasa, 07 Mei 2024 | 09:28
NEWS

Bertemu Petani Bawang, Atikoh Ganjar: Petani Menangis Kalau Harga Rendah

Bertemu Petani Bawang, Atikoh Ganjar: Petani Menangis Kalau Harga Rendah
Siti Atikoh Supriyanti bersilaturahmi dengan petani bawang

ASKARA - Istri capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti bersilaturahmi dengan petani bawang asal Kecamatan Dringu, di tepi sawah di Dusun Wonosalam, Kalisalam, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Jumat (26/1).

Atikoh hadir di lokasi dengan mengenakan kemeja berkelir hitam bertuliskan Sat Set dengan celana krem serta jilbab berwarna merah.

Dia hadir ke lokasi dengan menumpangi bus. Ibunda Muhammad Zinedine Alam Ganjar itu setelah turun dari bus langsung didatangi beberapa ibu.

Mereka rupanya ingin menyalami Atikoh dan wanita kelahiran Jawa Tengah itu terlihat tersenyum mewujudkan keinginan ibu-ibu.

Atikoh kemudian berjalan kaki sekitar 50 meter untuk menuju lokasi acara. Tampak beberapa pemuda memainkan gamelan dan drum di tengah perjalanan.

Perhatian mantan wartawan itu teralihkan saat berjalan menuju lokasi. Dia berhenti di depan anak muda dari Sahabat Indonesia Bersatu Kabupaten Probolinggo yang memainkan lagu Tanduk Majeng.

Para pemuda terlihat makin bersemangat memainkan gamelan dan drum. Mereka bahkan sampai berjingkrak-jingkrak saat menyadari Atikoh merapat ke tempatnya bermusik.

Atikoh di sisi lain terlihat tersenyum, lalu bertepuk tangan saat melihat aksi panggung para pemuda. Sesekali alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) itu meloncat saat pemuda memainkan Tanduk Majeng.

Cucu pendiri Pondok Riyadus Sholikhin Kalijaran itu kemudian sampai di lokasi silaturahmi dengan para petani bawang asal Kecamatan Dringu.

Atikoh kemudian memperoleh kesempatan berbicara di acara dengan menyebut harga bawang yang membuat petani tidak merugi berada di kisaran Rp 14 ribu.

“Bulan September kemarin, paling harga bawang Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu, padahal petani harga paling rendah itu Rp 14 ribu. Itu biar bisa beli pupuk, obat-obatan, kalau di bawah itu petaninya rugi,” kata dia.

Atikoh saat berbicara di lokasi kemudian juga menyinggung perlunya kestabilan harga bahan pokok seperti bawang.

Menurut dia, kestabilan harga membuat petani dan konsumen tidak dirugikan dari biaya bahan pokok.

“Kalau harga rendah, petani yang menangis. Kalau harga mahal, konsumen menangis. Jadi, perlu ada harga yang adil,” kata cucu pendiri Ponpes Riyadus Sholikhin Kalijaran KH Hisyam A Karim itu.

Selain itu, Atikoh saat berbicara di lokasi soal pentingnya mencegah polio terhadap anak dengan menerapkan gaya hidup sehat seperti rajin mencuci tangan.

“Kalau orang dewasa, sistem imunnya sudah bagus. Ketika ada hantaman penyakit, kita bisa meninju. Kalau anak kecil itu masih rentan. Jadi kita melindungi dengan penerapan hidup bersih dan sehat seperti mencuci tangan dengan sabun,” ujar dia.

Setelah berbicara di lokasi, Atikoh terekam terjun ke sawah dan menanami bibit bawang bersama para petani lokal.

Ketua DPC PDIP Kabupaten Probolinggo Edi Sutanto mengatakan pihaknya telah menyerap aspirasi dari petani yang mayoritas mengeluhkan soal pupuk.

“Harapan kami, jangan terjadi kelangkaan pupuk. Pupuk murah dan tidak berbelit. Itu permintaan dari petani,” kata Edi saat berbicara di lokasi.

Komentar