Sabtu, 27 April 2024 | 19:57
NEWS

Habib Syakur: Walhi Tidak Objektif Soal Potensi Pencemaran di Proyek Rempang Eco City

Habib Syakur: Walhi Tidak Objektif Soal Potensi Pencemaran di Proyek Rempang Eco City
Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid

ASKARA - Inisiator Gerakan Nurani Kebangsaan (GNK) Habib Syakur Ali Mahdi Alhamid menilai Pemerintah Pusat maupun BP Batam pasti sudah memikirkan kebaikan dan kesejahteraan Rakyat, khususnya warga Pulau Rempang dalam menjalankan program strategis nasional berupa Rempang Eco City.

Karena itu, Habib Syakur menilai apa yang disampaikan LSM Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) terkait bahanya ekosistem dalam proyek Rempang Eco City itu tidak akan terjadi, bahkan pernyataan WALHI itu terkesan hanya subjektif.

"Pemerintah dan perusahaan pemegang amanah proyek Batam Eco City sudah pasti memikirkan semua aspek secara menyeluruh, dan tak akan gegabah, apalagi menyakiti perasaan rakyat dan masyarakat Rempang. Itu tidak akan terjadi," kata Habib Syakur saat diminta tanggapan soal pernyataan WALHI terkait potensi perusakan lingkungan di Rempang, Sabtu (29/9).

Habib Syakur menyarankan kepada pemerintah maupun BP Batam untuk melakukan pendekatan khusus kepada warga Rempang, bahwa nasib mereka akan lebih baik dengan adanya Rempang Eco City ini.

"Sebaiknya pemerintah dan BP Batam door to door kepada masyarakat Rempang. Supaya hitung-hitungannya jelas. Apa yang akan diberikan kepada masyarakat juga jelas," ungkapnya.

"Maksud saya ini bukan berarti pemerintah dan pengusaha merayu masyarakat, tapi menjelaskan dan memberikan pandangan yang lebih memadai untuk taraf hidup masyarakat Rempang meningkat," ungkapnya.

Ulama asal Malang Raya ini mengimbau masyarakat Rempang dan pemuka agama, khususnya warga Rempang hendaklah berprasangka baik kepada pemerintah maupun BP Batam, dan buang jauh-jauh kecurigaan.

"Sudah diyakini betul, wujudkanlah semua yang harus diwujudkan," tegas Habib Syakur.

Bagaimana dengan pendapat WALHI bahwa proyek Rempang Eco City akan merusak lingkungan? Habib Syakur menilai ungkapan WALHI itu tidak objektif.

"WALHI enggak bisa berpikir objekti. Apalagi sebelum itu banyak penyelundup pasir ke Singapura, ke Malaysia, dan negara negara lainnya. Kekayaan alam pasir dicuri habis habisan. Maka sama pemerintah mau dilembagakan dan diresmikan dengan usaha yang jelas, terarah, dan untuk kemakmuran rakyat Indonesia, khususnya warga Rempang," tandas Habib Syakur.

Bagi Habib Syakur, sekarang banyak orang yang diarahkan oleh kelompok tertentu agar berpikiran sempit. Seakan-akan negara hendak mengeruk kekayaan alam tanpa memikirkan dampang lingkungan dan sosialnya.

"Sekarang kalau rakyat makmur dengan sumber daya alam yang ada, ini bukan untuk mengurangi sumber daya alam, tapi malah akan bertambah. Karena Allah ridho," jelasnya.

Habib Syakur juga menyebut WALHI berpikir tentang ekosistem alam karena memang subjektif tupoksinya demikian. Sementara di tempat lain, banyak penambangan liar, baik emas, batubara dan lainnya yang jelas merusak lingkungan.

"Kalau WALHI kontekstual, tugasnya berdasarkan tupoksi lingkungan hidup. Makanya bersuara seperti itu, untuk menunjukkan eksistensi diri bagi WALHI saja. Tapi posisi pemerintah ingin membenahi taraf hidup masyarakat di Rempang dengan membangun Rampeng Eco City. Namanya saja Eco City, maka jelas berkaitan dengan lingkuan hidup yang pasti diperhatikan. Namanya aja Eco city, gitu loh," tuntas Habib Syakur.

Komentar