Minggu, 05 Mei 2024 | 05:37
NEWS

PKS Tolak Pengalihan Subsidi Gas Elpiji 3 Kg

PKS Tolak Pengalihan Subsidi Gas Elpiji 3 Kg
Anggota Banggar DPR Netty Prasetyani Aher (tvp)

ASKARA - Anggota Banggar DPR RI dari Fraksi PKS, Netty Prasetiyani Aher menyampaikan pandangan fraksi PKS yang menolak rencana pemerintah mengubah subsidi gas elpiji 3 kg.

Diketahui, pemerintah melalui Kementerian ESDM berencana  mengonversi energi dari gas LPG subsidi tiga kilogram ke kompor listrik. 

“Kami tidak sependapat dengan rencana pemerintah yang ingin mengalihkan subsidi gas elpiji 3 kg. PKS justru mendorong agar penerima subsidi gas elpiji 3 kg sesuai dengan target yaitu kelompok masyarakat miskin, rentan miskin dan atau kurang mampu,” kata Netty dalam keterangan medianya, Kamis, 21 September 2023.

Menurut Netty, rencana ini mustahil diterapkan secara nasional selama keandalan pasokan listrik di Indonesia belum kuat. "Infrastruktur kelistrikan yang mumpuni baru ada di Pulau Jawa dan Bali," tambah Netty.

Bukan hanya menolak rencana perubahan subsidi, lanjutnya, FPKS juga meminta pemerintah agar menjamin ketersediaannya di pasaran. 

"Jangan sampai rencana tersebut membuat gas elpiji hilang atau sulit dicari di pasaran. Kasihan masyarakat yang membutuhkannya," terangnya.

Selain itu, anggota Komisi IX DPR RI ini juga mengungkapkan bahwa Fraksi PKS DPR RI meminta pemerintah agar  tetap memberikan subsidi listrik untuk pengguna 450 dan 900 volt ampere.

“Pemerintah harus menjamin ketersediaan listrik bagi rumah tangga miskin, rentan miskin dan atau kurang mampu dengan cara pemberian pemasangan listrik 450 volt secara gratis,” katanya.

“Subsidi energi ini sangat penting karena pergerakan tarifnya akan sangat berdampak terhadap daya beli masyarakat,” tambah Netty.

Netty yang merupakan legislator dapil Cirebon-Indramayu ini mengatakan bahwa Fraksi PKS juga berpendapat jerat hutang menjadi ancaman yang  mengkhawatirkan bagi kemandirian pembangunan nasional.

Menurutnya, beban utang pemerintah yang akan diwariskan pada generasi mendatang angkanya sudah sangat tinggi. 

“Sayangnya APBN yang terbatas justru digunakan untuk proyek yang ambisius, tidak prioritas, bahkan bermasalah sejak perencanaan, seperti, proyek Ibu Kota Negara baru, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, termasuk penyertaan modal untuk BUMN-BUMN yang terus merugi," ujar Netty.

Komentar