Jumat, 19 April 2024 | 21:40
NEWS

Yunanda, Anak Bulu Cina Raih Beasiswa di Luar Negeri

Yunanda, Anak Bulu Cina Raih Beasiswa di Luar Negeri

ASKARA - Yunanda Aditya, salah satu anak yang berasal dari Desa Bulu Cina, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang sedang menyelesaikan pendidikan Electronic Engineering di Hungaria.Selain menyelesaikan pendidikannya, Yunanda juga sambil bekerja di perusahaan continental di Hungaria. Yunanda menyampaikan ini melalui video vlog pada acara “Stakeholders Meeting dan Launching Film Kampanye Pendidikan Wajib Belajar 12 Tahun” yang diselenggarakan oleh Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI) di Balai Desa Bulu Cina, yang dihadiri oleh pemerintah desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), Karang Taruna, sekolah-sekolah, kelompok masyarakat dan perwakilan dari PKK, baru-baru ini. 

Pada video tersebut, Yunanda Aditya menyampaikan bahwa dia bisa berada di Hungaria dan mendapatkan beasiswa ini karena selalu memiliki motivasi yang tinggi untuk belajar dan bersekolah.

“Sebagai anak dukungan GNI, saya aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan GNI. Kami diajari dan didorong untuk berani bermimpi, berani bercita-cita dan berani meraih cita-cita tersebut dengan percaya diri” terang Yunanda. 

Yunanda meyakini bahwa melalui pendidikan akan bisa merubah hidup dan memberikan kebahagiaan bagi keluarga. Keyakinan dan pengalaman meraih beasiswa dan bekerja di Luar Negeri ini akhirnya mendorong dia untuk membuat video ini dan ingin menginspirasi teman-teman dan adek-adeknya yang ada di Bulu Cina.

“Kawan-kawan dan adek-adek yang ada di Bulu Cina, ayok semangat bersekolah dan berani bercita-cita besar” ajak Yunanda dengan penuh semangat. 

Yayasan Gugah Nurani Indonesia (GNI) adalah lembaga sosial yang berafiliasi dengan Good Neighbors International yang berdiri di Korea Selatan pada tahun 1991. GNI memiliki misi dalam pemenuhan hak-hak anak yang ada di Indonesia melalui pemberdayaan masyarakat. Salah satu hak anak yang diperjuangkan adalah hak anak atas pendidikan. 

Robi Krisna, Asisten Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB) Medan yang turut hadir dalam acara Stakeholder Meeting tersebut mengatakan bahwa sebagai lembaga perguruan tinggi, UNPAB memiliki tugas pengabdian masyarakat yang termuat dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi.

“Tugas ini yang membawa kami datang ke Bulu Cina, karena sebelumnya juga kami telah melakukan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Pemerintah Kabupaten Deli Serdang dan menjadikan Desa Bulu Cina sebagai desa binaan UNPAB” kata Robi.

Lebih lanjut Robi menyampaikan bahwa kehadirannya dalam acara ini bersama dengan 4 orang dosen dari UNPAB adalah karena sebelumnya UNPAB telah membuat MoU dengan GNI pada akhir bulan Januari 2023 yang lalu yang ditandatangani oleh Rektor UNPAB dan Project Manager GNI Medan, di Kantor GNI Medan.

“Kami telah bertemu dan berdiskusi panjang dengan Pak Anwar dari GNI, kemudian kami juga melihat profil dari GNI dan program-program pemberdayaan masyarakat yang telah dikerjakan selama ini, dan kami melihat bahwa lembaga ini sangat profesional dan telah menunjukkan komitmen membantu masyarakat, serta pengelolaan lembaga yang transparan dan akuntabel. Hal inilah yang membuat kami dan Pak Rektor bekerjasama untuk pemberdayaan masyarakat di Desa Bulu Cina” terang Robi.

“Kami sudah menyepakati juga dengan GNI dan Pemerintah Desa Bulu Cina akan membuat Memorandum of Aggreement (MoA) untuk menjalankan program-program pemberdayaan masyarakat, siapa berbuat apa. Seperti halnya yang diperjuangkan oleh GNI untuk menurunkan angka anak putus sekolah di Bulu Cina, kami juga dari UNPAB memiliki program Kampus Mengajar, kami nanti akan menurunkan mahwasiswa/i dan juga para dosen untuk bersama-sama mencari solusi dan membuat kegiatan kampanye di masyarakat atau kelas-kelas inspirasi di berbagai sekolah” tambahnya.

“Saya juga sangat terharu melihat film pendidikan yang digarap oleh GNI, mengingatkan saya akan perjuangan orangtua saya dulu menyekolahkan saya,” pungkasnya.

Project Manager GNI Medan, Anwar Suhut mengatakan bahwa film pendidikan yang sedang dilauching pada acara itu adalah media kampanye yang disiapkan untuk nantinya disosialisasikan kepada anak dan para orang tua dalam rangka meningkatkan kesadaran mereka akan pentingnya pendidikan bagi anak.

“Film ini kami kemas dengan fiksi dan membuat cerita yang menggambarkan realita pendidikan di Bulu Cina dan tantangan yang dihadapi anak dan para orang tua dalam menyekolahkan anaknya, nanti kita akan buat banyak sekali nonton bareng,” kata Anwar.

Anwar juga meyampaikan bahwa angka anak putus sekolah di Desa Bulu Cina masih tinggi. Data yang dikonfirmasi dari perwakilan kepala dusun, pemerintah desa dan kelompok masyarakat ketika GNI melakukan pemetaan persoalan pendidikan pada akhir tahun 2021 yang lalu menyebutkan bahwa lebih dari 100 orang anak usia sekolah tercatat putus sekolah. Angka ini diperparah akibat pandemi yang terjadi sejak awal tahun 2020 yang lalu.

Motivasi anak, pengasuhan orang tua dan faktor perekonomian keluarga menjadi penyebab utama anak tidak lagi pergi bersekolah. Anak-anak yang putus sekolah ini kemudian menjadi pengangguran, menikah di usia dini, ikut orang tuanya ngangon lembu atau ikut menjadi buruh bangunan bersama Ayahnya.

“Putus sekolah akan mengakibatkan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah, dan ini akan menyebabkan peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang layak untuk bertahan hidup akan sangat kecil. Sebagian besar dari mereka akhirnya menjadi pengangguran atau menjadi buruh kasar,” terang Anwar.

Project Manager berusia 40 tahun ini juga menyampaikan bahwa rendahnya tingkat pendidikan juga menjadi salah satu penyebab kemiskinan. Dan jika tidak segera diatasi, kemiskinan yang disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan akan semakin diperparah dengan faktor lain seperti penyebaran wabah atau bencana alam lainnya. Pemerintah pun akhirnya akan berupaya keras untuk membantu masyarakat yang dikategorikan miskin ini dengan menyalurkan sejumlah program perlindungan sosial, baik berupa subsidi maupun uang tunai atau bantuan sosial (bansos). 

"Oleh karena itu kami berupaya untuk menggandeng semua pihak terkait untuk membantu menyelesaikan persoalan ini, termasuk perguruan tinggi seperti UNPAB karena mereka juga memiliki visi yang sama yaitu pengabdian kepada masyarakat," pungkas Anwar.

Saat ini GNI telah bekerja 15 wilayah kerja yang ada di 10 provinsi di Indonesia. Salah satu wilayah kerjanya berada di Desa Bulu Cina, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. 

Komentar