Kamis, 25 April 2024 | 19:40
NEWS

Kendaraan Dinas Pejabat Negara Diusulkan Diganti Mobil Listrik Esemka

Kendaraan Dinas Pejabat Negara Diusulkan Diganti Mobil Listrik Esemka
Mobil Esemka berlogo Pindad (ist)

ASKARA – Rencana pemerintah mengganti semua kendaraan dinas pejabat dengan mobil listrik mendapat kritik dari Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto.

Menurut Mulyanto rencana tersebut terlalu mengada-ada, tidak penting dan tidak mendesak untuk dilaksanakan mengingat keuangan negara saat ini sedang tidak baik-baik saja.

Mulyanto menyarankan pemerintah menghemat anggaran negara untuk mengantisipasi kemungkinan resesi global di tahun-tahun mendatang.

Kalau pun pemerintah tetap ngotot ingin mengganti kendaraan dinas pejabat dengan mobil listrik, Mulyanto menyarankan agar menggunakan mobil listrik buatan Esemka.

"Esemka itu merek lokal kebanggaan bangsa Indonesia. Kita harus apresiasi karya anak bangsa yang dikenalkan oleh Presiden Jokowi," kata Mulyanto, Senin (10/10).

"Pabriknya sudah ada. Ordernya sudah banyak. Tinggal dikembangkan saja ke varian mobil listrik," sindir Wakil Ketua F-PKS Bidang Industri dan Pembangunan ini.

Mulyanto menyayangkan bila Presiden sampai benar-benar melaksanakan program penggantian kendaraan dinas ini dengan menggunakan mobil merek lain.

Anggota Baleg DPR RI ini menilai, hal tersebut menandakan Presiden tidak peka dengan kemampuan keuangan negara.

Dalam berbagai kesempatan, lanjut Mulyanto, Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberi kode peringatan bahwa kondisi keuangan Indonesia ada pada posisi tidak aman.

Karena itu, kata Mulyanto, pemerintah perlu berhati-hati memilih program yang hanya memanjakan fasilitas aparat negara.

Bila program tersebut tidak terlalu penting, saran legislator asal Dapil Banten 3 ini, sebaiknya ditunda atau dibatalkan.

"Apalagi sekarang beredar kabar sudah ada beberapa pejabat negara yang cawe-cawe dalam program penggantian kendaraan dinas ini. Kita patut curiga keterlibatannya dalam program ini bukan untuk tujuan yang baik tapi untuk kepentingan pribadi dan kelompoknya," tandas Mulyanto.

Komentar