Jeju International Marine Leisure Seminar and Expo
Prof Rokhmin Dahuri Bahas Kerjasama Indonesia dan Republik Korea untuk Pariwisata Bahari Berkelanjutan Global
ASKARA - Jeju International Marine Leisure Seminar and Expo telah diselenggarakan tiga kali. Yang pertama diselenggarakan pada Juli 2019, kedua pada Juli 2021, dan yamg ketiga pada 16 - 19 September 2022 di Halla University, Kota Jeju, Korea Selatan.
Di ketiga event tersebut Guru Besar Coastal and Ocean Management pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - IPB University, Prof Dr Rokhmin Dahuri MS selalu diundang sebagai salah satu keynote speaker.
Dalam Jeju International Marine Leisure Seminar and Expo yang ketiga kali ini, mengambil tema “Marine Leisure Industry in Jeju: From Local to Global”. Dihadiri oleh sekitar 250 peserta dari 15 negara. Acara dibuka oleh Dr. Cho Seung Hwan, Menteri Kelautan dan Perikanan (Oceans and Fisheries), Republik Korea.
Dengan kata sambutan dan selamat datang oleh Mr. Oh Young Hun, Gubernur Propinsi Jeju. Sandiaga Solahudin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, RI juga memberikan Ucapan Selamat (Conglatory Remarks) via tayangan video.
Prof. Rokhmin Dahuri menyampaikan keynote speech (pidato kunci) berjudul “Strengthening and Enhancing a Mutual Cooperation between Indonesia and Republic of Korea for tha Global Sustainable Marine Tourism”.
Dalam pidatonya, Prof. Rokhmin, mengutarakan tentang peran dan tren industri pariwisata bahari (marine leisure industry) bagi pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan pemerataan kesejahteraan warga dunia yang terus meningkat.
“Definisi dan pengertian tentang pariwisata bahari, yakni semua kegiatan rekreasi atau wisata yang terkait atau bergantung pada keindahan serta kenyamanan ekosistem pesisir dan lautan. Contohnya: cruising, sailing, sport fishing, snorkling, diving, whale watching, surfing, swimming, sunbathing (berjemur di pantai), wisata mangrove, dan lainnya,” papar Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia itu.
Selanjutnya, Prof. Rokhmin Dahuri menguraikan mengenai potensi dan tantangan pembangunan industri pariwisata bahari di Indonesia, Korea Selatan, dan di tingkat dunia.
Akhirnya, Prof. Rokhmin yang juga Member of International Scientific Advisory Board of Center for Sustainable Coastal and Ocean Development, University of Bremen, Germany itu menyampaikan 6 rekomendasi agar pembangunan pariwisata bahari di tingkat negara maupun global dapat berjalan secara adil dan berkelanjutan (sustainable).
Pertama, bahwa pembangunan pariwisata bahari harus berdasarkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development): (1) lokasi kegiatan pariwisata bahari harus sesuai dengan RTRW (Rencan Tata Ruang Wilayah); (2) tingkat (intensitas) pembangunan pariwisata bahari (jumlah kunjungan wisatawan per unit waktu) tidak melampaui daya dukung wilayah pesisir dan laut;
Selanjutnya, (3) semua kegiatan wisata harus tidak membuang limbah (zero waste) dan tidak mengemisikan karbon ke atmosfer (zero carbon), dan (4) pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan juga harus dapat mensejahterakan masyarakat lokal secara adil dan berkelanjutan.
Kedua, mengembangkan kerjasama yang saling menguntungkan antar negara penghasil (penyedia) pariwisata bahari.
“Misalnya dengan mengembangkan satu paket pariwisata bahari antara Jeju Islands dengan daerah-daerah wisata bahari di Indonesia,” ujar Penasehat Menteri Kelautan dan Perikanan (2020 - 2024) itu.
Ketiga, melakukan pertukaran informasi terkait semua aspek pariwisata bahari.
Keempat, melaksanakan kerjasama riset, pengembangan inovasi tentang segenap aspek terkait dengan pembangunan pariwisata bahari berkelanjutan.
Kelima, melaksanakan pendidikan dan pelatihan bersama bagi pelaksana kegiatan pariwisata bahari (swasta, BUMN, dan masyarakat).
“Keenam, menyelenggarakan joint promotion and marketing,” tutup Prof. Rokhmin sebagai Jeju Tourism Goodwill Ambassador (Duta Besar kehormatan) mewakili Provinsi Jeju Island, Korea Selatan itu.
Komentar