Kamis, 25 April 2024 | 15:47
NEWS

Cegah Stanting, Sultan Minta Pemerintah Kampanyekan Gerakan Wajib ASI Eksklusif Nasional

Cegah Stanting, Sultan Minta Pemerintah Kampanyekan Gerakan Wajib ASI Eksklusif Nasional
Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin

ASKARA - Wakil ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Sultan B Najamudin meminta Pemerintah untuk serius memberikan perhatian terhadap persoalan Stanting di tanah air dengan gerakan pemberian ASI Eksklusif kepada bayi di bawah dua tahun secara Nasional.

Hal ini disampaikan Sultan mengingat sebagian besar Daerah masih memiliki persentase pemberian ASI ekslusif di bawah rata-rata nasional. Gorontalo tercatat sebagai provinsi dengan persentase terendah yakni hanya 52,75%. Diikuti Kalimantan Tengah dan Sumatera Utara sebesar 55,98% dan 57,83%.

"Untuk menghasilkan kualitas SDM generasi muda Indonesia yang sesuai dengan kebutuhan dan tantangan global masa depan, tentu tidak terlepas dari cara bangsa ini memberikan nutrisi yang sesuai kepada anak-anak terutama di usia bawah dua tahun. Kita memiliki tanggung jawab moral untuk memastikan bonus demografi diimbangi dengan kualitas SDM dalam menyongsong Indonesia emas 2045", ujar Sultan melalui keterangan resminya pada Senin (08/08).

Menurutnya, pemerintah berkewajiban memberikan edukasi bahkan pengawasan terkait pentingnya pemberian ASI eksklusif kepada masyarakat khususnya para orang tua dan calon orang tua. Hal ini sudah jelas diatur dalam peraturan pemerintah nomor 33 tahun 2012.

"Jangan sampai para orang tua merasa aneh dan melupakan tanggungjawab utamanya untuk memberikan ASI eksklusif pada anak-anaknya sendiri. Tradisi orang tua modern ini sangat tidak dianjurkan, karena akan berdampak buruk bagi kualitas imunitas dan kesehatan anak di masa depan", tegasnya.

Lebih lanjut mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu mengungkapkan data UNICEF yang menyebutkan bahwa hampir 50 persen ibu-ibu di Indonesia saat ini tidak lagi menyusui bayi mereka dengan ASI eksklusif. Para orang tua justru lebih memilih untuk memberikan susu formula dengan harga yang relatif mahal.

"Bagi orang tua saat ini, memberikan susu formula pada bayi sudah seperti gaya hidup. Akibatnya pengeluaran belanja bagi bayi menjadi sangat tinggi. Padahal para Ibu memiliki nutrisi yang gratis dan sangat menyehatkan bagi bayi-bayi mereka", tutupnya.

Menurut kementerian kesehatan, pemberian ASI eksklusif saat bayi dapat menurunkan risiko stunting (kerdil). Bahkan, pada Hari Gizi Nasional hari ini, 25 Januari 2022, pemerintah fokus untuk mencegah stunting dan obesitas.

ASI mengandung lemak dan protein sehingga penting bagi pertumbuhan fisik bayi. Antibodi dalam ASI juga bisa meningkatkan daya tahan tubuh bayi, sehingga tidak mudah terkena penyakit.

Komentar