Kamis, 25 April 2024 | 07:56
NEWS

Kemungkinan Resesi Indonesia Capai 3 Persen, Sri Mulyani: Kami Tidak Akan Terlena

Kemungkinan Resesi Indonesia Capai 3 Persen, Sri Mulyani: Kami Tidak Akan Terlena
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Indopolitika.com)

ASKARA - Indonesia masuk peringkat 14 dari 15 negara di Asia yang kemungkinan mengalami resesi ekonomi. Hal itu berdasarkan survei yang dilakukan Bloomberg. 

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pihaknya menggunakan seluruh instrumen kebijakan, baik kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, hingga regulasi lain, terutama regulasi dari korporasi untuk mengantisipasi hal itu.

"Kami tidak akan terlena, kami tetap waspada," ujar Sri Mulyani, di sela-Pertemuan Menkeu G20 di Nusa Dua, Badung, Bali, Rabu (13/7).  

Menurut survei Bloomberg, kemungkinan resesi Indonesia sebesar tiga persen, jauh dari Sri Langka yang menempati posisi pertama dengan potensi resesi 85 persen.  

Di bawah Sri Langka masih ada Selandia Baru dengan persentase 33 persen, Korea Selatan 25 persen, Jepang 25 persen dan China 20 persen.

Sri Mulyani berpendapat persentase potensi resesi Indonesia yang sangat rendah menggambarkan ketahanan pertumbuhan ekonomi domestik, indikator neraca pembayaran, hingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang kuat.  

"Dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga kita juga relatif baik," kata Sri Mulyani.

Menurut Sri Mulyani, sektor keuangan Indonesia relatif lebih kuat semenjak krisis global 2008-2009. Daya tahan Indonesia membaik dan risiko kredit macet perbankan pun terjaga.

Hal tersebut menggambarkan seluruh sektor belajar dari krisis global pada 2008-2009.  

"Namun, kita tetap harus waspada karena ini akan berlangsung sampai tahun depan. Risiko global mengenai inflasi dan resesi atau stagflasi sangat nyata dan akan menjadi salah satu topik penting pembahasan di G20 Indonesia," pungkasnya.(ant/jpnn)

Komentar