Jumat, 26 April 2024 | 02:29
TRAVELLING

Kawasan Protitusi di Tengah Hutan di Dukuh Gunung Botak Grobogan, Rumah Warga Jadi Tempat Karaoke

Kawasan Protitusi di Tengah Hutan di Dukuh Gunung Botak Grobogan, Rumah Warga Jadi Tempat Karaoke
Lokalisasi di tengah hutan di Grobogan (Dok tangkapan layar)

ASKARA - Seorang YouTuber dengan nama akun MasDon Channel membagikan pengalamannya menelusuri kawasan lokalisasi prostitusi di tengah hutan di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Lokalisasi prostitusi tersebut berada di tengah hutan di kawasan Gunung Botak, di sekitar lahan milik PT KAI. 

Dalam videonya, dia menunjukkan jalan ke tempat lokalisasi. Perjalanannya diawali dari Jalan Lintas Sragen-Purwodadi menuju ke arah utara. 

Jalan yang sempit dan berbatu mendominasi sepanjang perjalanan menuju tempat yang disebutnya sebagai 'wisata dewasa' itu.

Di tempat yang dituju, dia menunjukkan rumah-rumah penduduk yang rata-rata digunakan sebagai tempat karaoke.

Lokasi prostitusi itu berada di tempat terpencil. Untuk menuju ke lokasi, pengunjung harus melewati kawasan hutan jati dan perkebunan warga sekitar.

Sekilas, lokalisasi prostitusi tersebut tampak seperti perkampungan pada umumnya. Namun, jika diperhatikan di kiri dan kanan jalan terdapat rumah warga yang memasang spanduk bertuliskan "karaoke". 

Ya, seperti perkampungan pada umumnya kawasan tersebut juga terdapat warung makan dan toko kelontong.

Sepanjang perjalanan di lokasi prostitusi, terdapat berbagai kendaraan terparkir. Diduga kendaraan itu milik pengunjung yang sedang menikmati 'kunjungan panas' di kawasan 'wisata dewasa' itu.

Di salah satu rumah tampak terlihat karaoke yang diberi nama 'Tombo Ati'. 

"Beberapa warga mengatakan, apabila ingin melihat suasana berbeda di kampung ini, silakan berjunjung saat malam hari," ujarnya dalam video yang dilihat Sabtu (14/5).

Namun demikian, kata dia, tidak semua warga membuka tempat 'wisata panas' di rumahnya.

Haryono, warga sekitar yang diwawancarai mengatakan, wialayah tersebut terdapat di Dukuh Gunung Botak. Di sekitarnya banyak waduk milik PT KAI. 

"Di sini dulu tempat Jambore, sekitar tahun 1974," ujarnya.

Menurut Haryono, tempatnya sebenarnya sudah banyak dikunjungi wisatawan. Sejumlah sarana dan prasaran seperti perahu di waduk yang digunakan sebagai alat rekreasi juga sudah dijumpai namun belum dikelola dengan baik.

Selain bisnis karaoke, warga sekitar juga memiliki mata pencaharian sebagai petani dan perikanan.

"Kebun-kebunnya ada kebun jati, kebun padi, kurang lebih seperti itu," katanya.

 

Komentar