Kisah Jusuf Randy, Mengejar Surga Dunia Dan Akibatnya
Oleh: Mang Ucup *)
Nikmatilah hari ini sepuas-puasnya (carpe diem), karena kau akan mati (memori mento)! Filsafat dan pandangan hidup inilah yang JR anut!
Oleh sebab itulah pula sebelumnya kojor lebih baik JR - hirup dan raup kenikmatan hidup ini sebanyak-banyak dan sepuas-puasnya terlebih dahulu. Sambil menyanyikan lagu dari Rolling Stones: I Cann’t Get No Satifaction
Dalam hal apapun juga JR berusaha untuk menjadi dan mendapatkan selalu yang The Best. Berapapun untuk ini bayarannnya! Sesuai dengan motto dari Mercedes: The Best Or Nothing!
Oleh sebab itulah pula slogan dari LPKIA sekolah komputer JR adalah: You Are Not The First But The Best.
Misalnya menyantap makanan seperti Kaisar Tiongkok (Huangdi) atau East Like An Emperor di Mandarin Oriental Hotel – Hongkong dengan biaya AS$ 3.500 per Orang.
Disamping itu JR juga ogah beli pakaian ketengan atau kodian yang sudah jadi entah itu merek Hugo Boss ataupun Christian Dior.
JR selalu memilih pakaian tailor made yang khusus di disain dan dijahit untuk JR oleh Disainer kelas dunia Moshammer. Tukang jahit langgangan dari Raja Swedia Carl XVI Gustav di Munich – Jerman.
Begitu juga dengan sepatu, JR hampir tidak pernah beli sepatu jadi. Melainkan selalu Custom Made Shoes dari Berluti di Paris. Toko sepatu langgangan dari Robert de Niro.
Kulit sepatunya juga bukan hanya sekedar kulit biasa misalnya dari kulit Burung Kasuari ataupun kulit Kangguru yang lebih halus! Jangka waktu pesanan untuk sepasang sepatu tiga bulan !
Begitu juga dengan pesawat. Mengingat Time Is Money jadi entah untuk perjalanan bisnis ataupun liburan keluarga. JR lebih mengutamakan untuk naik pesawat Concorde Super Sonik.
Maklum pesawat ini memiliki kecepatan dua kali kecepatan suara. Sehingga jarak antara London ke New York pun bisa ditempuh dalam jangka waktu belum juga juga tiga jam.
JR menikmati kehidupan seperti ini selama puluhan tahun lamanya. Namun kenyataan pahit yang harus diterima JR. Dimana JR tidak pernah mendapatkan maupun merasakan kebahagiaan yang hakiki.
Gembira Yes namun Bahagia No! Bahkan ujung-ujungnya sampai mau bunuh diri! – Kisah Nyata!
Hal inilah yang mengakibatkan akhrinya JR melepaskan jubah kerajaannya dimana JR Lengers Keprabon Madeg Phandita.
Sejak saat itu pula Jusuf Randy atau Sang Raja Komputer Is Death yang ada dan tertinggal hanya Mang Ucup saja. Seorang kakek gaek yang Kere bin Miskin.
Sejak tahun 1994 Mang Ucup bekerja jadi Jongos Gereja. Namun perlu diketahui bukannya sebagai Hamba Tuhan.
Maklum kalau hamba itu tugasnya memberikan siraman rohani kepada Jemaatnya. Sedangkan jongos seperti Mang Ucup tugasnya hanya memberikan siraman di kebun ataupun di dapur sambil ngepel dan cuci piring setiap hari.
Pekerjaan melayani sebagai Jongos & Babu Gereja ini dilakukan bersama dengan mbak Wied!
Sejak saat itulah pula Mang Ucup menyadari. Bahwa untuk bisa mendapatkan kebahagiaan maupun kenikmatan hidup; bukannya dari lingkungan di sekitar kita. Melainkan dari diri kita sendiri !
Misalnya sekarang ini Mang Ucup bisa menikmati makan Nasi dengan Tempe Goreng. Maklum Mang Ucup pernah makan; makanan yang jauh lebih buruk daripada itu.
Pada saat saya berada di bui, baju dan pakain pun saya tidak perlu yang Branding ataupun Tailor Made lagi. Dengan kaos oblong cap Cabek sekalipun mang Ucup sudah merasa hepi bingit.
Bahkan pakaian bekas orang matipun sekalipun Oce! Maklum ketika bekerja jadi Jongos Gereja. Kami sering mendapatkan hadiah pakaian dari jemaat yang suaminya barusan saja meninggal dunia!
Maklum pakaian itu hanya sekedar bungkus saja yang tidak bernilai sama sekali. Entah apapun brand nya!
JR dahulu selalu makan di hotel yang berbintang. Namun sekarang ini Mang Ucup makan di alam terbuka di bawah ribuan bintang.
Percayalah makan di pedagang kaki lima itu rasanya jauh lebih nikmat! Dahulu makan seperti Emperor. Namun sekarang makan Nasi Kucing !
Saya tidak perlu naik pesawat Concorde Super Sonik lagi. Naik angkot ataupun gojek saya sekalipun Mang Ucup sudah merasa sangat bahagia.
Percayalah kita akan bisa merasakan dan bisa menikmati hidup ini. Pada saat dimana kita bisa menghargai dan juga mensyukuri dengan hal-hal yang sederhana yang kita dapatkan dan terima setiap hari.
Dahulu makan Like An Emperor di Mandarin Oriental Hotel Hongkong tanpa diawali dengan doa. Namun sekarang makan Nasi Kucing di emperan toko. Walaupun demikian selalu diawali dengan doa ucapan syukur dan terima kasih terlebih dahulu!
Terlampir foto Mang Ucup ketika jadi Jongos Gereja dan Gereja Altenberg – Odenthal Jerman - tempat dimana Mang Ucup mengabdikan dirinya selama lebih dari empat tahun lamanya.
*) Menetap di Amsterdam, Belanda
Komentar