Jumat, 19 April 2024 | 00:55
NEWS

Jaya Suprana: Lebaran 'Melebarkan' Toleransi

Jaya Suprana: Lebaran 'Melebarkan' Toleransi
Jaya Suprana (Dok Pribadi) 2

ASKARA - Budayawan Jaya Suprana menafsirkan kata "Lebaran" dengan sederhana.

Lebaran, kata dia, secara etimologis berasal dari kata "lebar". Sebab, pada masa Lebaran masyarakat melepaskan memberikan sesuatu yaitu merelakan keihklasan untuk memaafkan.

"Kemudian, keihklasan terhadap toleransi dan dengan sendirinya keikhlasan terhadap Bhinneka Tunggal Ika. Jadi dosa kita yang terbesar itu di masa lalu adalah kebencian," ujarnya dalam talkshow Forum Fristian di TVRI, Rabu malam (4/5). 

"Saya melihat di masa lalu kita beberapa kali mengumbar kebencian ketimbang menjunjung tinggi atau mengutamakan kasih sayang," lanjutnya.

Jaya Suprana mengaku belajar dari Presiden Ke-3 RI, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur tentang filsafat Islam yang dianggapnya sebagai filsafat peradaban umat manusia, yaitu filsafat yang tersirat dan tersurat di dalam Jihad Al Nafs, yaitu jihad perjuangan bukan menaklukkan orang lain tetapi menaklukkan diri sendiri. 

"Jihad Al Nafs itu merupakan bagian hakiki dari bulan suci Ramadan, di mana setiap insan manusia bukan hanya muslim tetapi semua, segenap umat manusia diajak untuk menunaikan Jihad Al Nafs, menaklukkan hawa nafsu diri sendiri," jelasnya.

Menurut Jaya Suprana, jika Jihad Al Nafs itu diterapkan oleh seluruh umat manusia termasuk Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dan lainnya maka perang atau kekerasan antar manusia dengan manusia tidak akan terjadi lagi 

"Maka di sini menurut saya makna dari Idul Fitri itu yang paling utama adalah mari kita semua menunaikan Jihad Al Nafs demi kesejahteraan kita bersama yang hidup di bumi yang gemar ripah loh jinawi tata tentrem kertaraharja," tandasnya.

Komentar