Minggu, 28 April 2024 | 03:32
NEWS

Soal Kepemimpinan Nasional, Cak Nun: Kalau Dua Kali Tidak Bisa, Jangan Sampai Tiga Kali

Soal Kepemimpinan Nasional, Cak Nun: Kalau Dua Kali Tidak Bisa, Jangan Sampai Tiga Kali
Sinau Bareng Cak Nun dan Kiai Kanjeng (Dok DPP PDIP)

ASKARA - Cendikiawan Muslim Emha Ainun Nadjib atau yang biasa disapa Cak Nun melontarkan sindiran soal kepemimpinan nasional saat menjadi pembicara pada acara Sinau Bareng Cak Nun di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (10/4) malam. 

Menurut Cak Nun, Indonesia merupakan pusat kemakmuran dunia dan punya modal besar menjadi negara superpower. Namun, hal itu bergantung pada kepemimpinan nasional. 

"Kalau Indonesia tidak menjadi superpower, berarti pemimpinnya yang salah," kata Cak Nun. 

Lantaran itu, Cak Nun mengajak hadirin di acara itu bertindak cerdas dalam menentukan pemimpin.

"Kalau dua kali tidak bisa, jangan sampai tiga kali," ucapnya.

Pernyataan itu langsung disambut tepuk tangan hadirin. Di antara hadirin itu ada Ketua DPR Puan Maharani dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. 

Cak Nun meyakini akan ada waktu bagi Indonesia memimpin dunia. Menurut dia, Indonesia merupakan bangsa yang memiliki skala waktu hingga 18 generasi.

Ilmu pengetahuan dan manajemen bangsa Indonesia, katanya, jauh di atas negara lainnya. 

"Cuma masalahnya, sekarang belum tepat presidennya," ujar Cak Nun.

Cak Nun mengatakan di Jawa ada istilah benar dan pener (tepat). 

"Itu sudah benar, tetapi belum pener," ucapnya. 

Suami Novia Kolopaking tersebut menjadi pembicara di acara tersebut untuk memenuhi undangan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. 

"Yang paling saya kagumi, acara ini berlangsung karena kebesaran jiwa Bu Mega," kata Cak Nun. (jpnn)

Komentar