Sabtu, 20 April 2024 | 18:58
OPINI

Rusia Invasi di Ukraina "Copycat" Rusia Invasi di Afghanistan

Rusia Invasi di Ukraina
Kendaraan lapis baja Rusia berdiri di jalan di wilayah Rostov, Rusia, 22 Februari 2022. ( EPA-EFE/Yuri Kochetkov)

Oleh: Chris Komari *)

Invasi Rusia ke Ukraina itu sama persis blue-printnya dengan invasi Rusia ke Afghanistan. Selama 8 tahun tentara Rusia mencoba menaklukan Afghanistan. Tapi apa yang terjadi?

Rusia akhirnya "menyerah" setelah tahu pesawat jets tempur, helicopter dan tank Rusia menjadi target tentara Afghanistan dengan senjata "Stinger" missiles system yang disupply dan dikirim secara sembunyi-sembunyi oleh Amerika Serikat.

Mengetahui kondisi perang di Afghanistan yang sulit dimenangkan, akhirnya tentara Russia menyerah pulang kampung dari Afghanistan kembali ke Rusia with all embarrassment to the world.

Kini negara Amerika Serikat dan NATO secara terbuka mengirim dan supply senjata yang sama berupa "Stinger" missiles system dan juga "Javelin" missiles system; dua-duanya buatan Amerika Serikat, ke tentara di Ukraina untuk menghadapi invasi Rusia di Ukraina.

Apa yg terjadi? Sama persis seperti apa yang terjadi di Afghanistan.

Bisa dilihat sendiri, meski perang sudah berjalan selama 30 hari, air supremasi di langit Ukraina masih being contested, masih belum bisa dikuasai oleh tentara angkatan udara Rusia (Russia's Air Forces).

Bahkan sudah ada ratusan pesawat jets tempur Rusia, helicopter dan tank Rusia yang hancur kena serangan senjata Stinger dan Javelin missiles system dari Amerika Serikat.

Tentara Rusiahanya bisa ngamuk membabi buta bombing civilians, bangunan, rumah penduduk, apartment, theater dan hospital indiscriminately dengan long range missiles dari jauh.

Secara politik dan militer, banyak rakyat Rusiasendiri yang menentang Putin's aggression ke Ukraina.

Bahkan dikalangan prajurit tentara Rusia sendiri juga banyak yang tidak setuju dengan Putin's invasion ke Ukraina.

Tidak sedikit tentara Rusia yang melakukan desertion dan insubordination, tidak mau melanjutkan perang melawan civilians dan tentara Ukraina.

Tidak sedikit tentara Rusia yang menyerahkan diri bahkan ada yang membiarkan tank tempur mereka ditinggalkan di jalan-jalan di Ukraina dan lari kabur ke hutan melakukan desertion menyelamatkan diri.

Bagaimana mungkin negara Ukraina yang begitu luas dengan jumlah penduduk 43 juta lebih, ingin dikuasai (occupy) oleh 140.000 tentara Russia?

Sekarang dari 140.000 tentara itu sudah ada 10% yg meninggal, 50% tentara Rusia sakit kedinginan kena frostbite, belum lagi terhitung tentara Rusia yang terluka (wounded) dan kabur melakukan desertion.

Tidak heran bila Putin mulai minta bantuan persenjataan, tentara dan logistics dari Belarus, Chechnya dan RRC ?

Dengan insurgency saja akan sulit bagi tentara Rusia untuk bisa menguasai Ukraina, apalagi dengan all out war yang dibantu oleh negara Barat dengan senjata perang mutakhir seperti Stingers dan Javelin missiles system ?

Rusia akan dibikin bogged down for a long war in Ukraina. Apakah Ukraina akan menjadi Afghanistan ke 2 buat tentara Rusia ? AIt almost certainly looks like it.

*) Activist Democracy/Activist Forum Tanah Air (FTA)

Komentar