Jumat, 26 April 2024 | 05:03
NEWS

8 Orang Korban Pemerkosaan Guru Pesantren di Bandung Melahirkan, Tinggal Bareng Orangtua

8 Orang Korban Pemerkosaan Guru Pesantren di Bandung Melahirkan, Tinggal Bareng Orangtua
Ilustrasi pemerkosaan (ntmcpolri.info)

ASKARA - Sebelas dari 21 santriwati korban pemerkosaan guru pesantren di Kota Bandung diketahui merupakan warga Garut, Jawa Barat. 

Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut langsung melakukan pendampingan agar para korban tidak mengalami trauma berkepanjangan sehingga tetap memiliki semangat hidup.

"Mereka sudah dalam pendampingan kami, sekarang mereka sudah dengan orang tuanya," kata Ketua P2TP2A Kabupaten Garut, Diah Kurniasari, Kamis malam (9/12).

Korban pemerkosaan guru pesantren tersebut juga berasal dari daerah lain. Dilaporkan total 21 orang dengan kondisi ada yang hamil maupun sudah melahirkan. 

Sementara, untuk korban asal Garut sudah melahirkan sebanyak delapan orang. Saat ini, seluruhnya tinggal bersama orang tuanya berikut mendapatkan pendampingan dari tim P2TP2A Garut.

"Kami sudah beberapa kali datang melakukan pendampingan, apabila ada yang tidak sanggup mengurusnya kami coba menawarkan untuk dirawat oleh kami," ujar Diah.

Dia mengungkapkan kasus tersebut berhasil terungkap setelah adanya orang tua korban melaporkannya ke polisi, kemudian diproses hingga pelakunya diadili.

"Hingga saat ini, upaya pendampingan masih terus berjalan berupa pendampingan korban dalam menghadapi persidangan," katanya. 

Dia menyampaikan selain melakukan pendampingan kesehatan dan hukum, pihaknya berusaha membantu korban yang masih usia sekolah untuk bisa kembali sekolah maupun melanjutkan kuliah. 

Selama itu, lanjut dia, tim dari P2TP2A Garut akan terus menjalin komunikasi dengan orang tua korban dan memantau langsung setiap perkembangan korban. 

"Meski para korban telah kembali ke rumahnya masing-masing dan tinggal bersama orang tuanya, pemantauan para korban terus dilalukan lewat komunikasi dengan orang tua dan korban," kata Diah. (ant/jpnn)

Komentar