Jumat, 26 April 2024 | 00:53
NEWS

Politisi Gerindra Sebut 2 Nama yang Masuk Ramalan Jayabaya, Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto

 Politisi Gerindra Sebut 2 Nama yang Masuk Ramalan Jayabaya, Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto
Ganjar Pranowo dan Airlangga Hartarto (Dok Istimewa)

ASKARA - Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono mengaku masih menyakini Jongko Jayabaya sebuah ramalan dari Raja Kediri, Prabu Jayabaya (1135-1157 M).

Arief pun yakin, dengan ramalan Jayabaya terkait sosok pengganti Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Diketahui, dalam Jangko Jayabaya terdapat petunjuk pemimpin yang memiliki nama dengan akronim "Notonegoro".

"Kalau masih bingung, ya namanya Notonegoro bisa jadi presiden di akhirannya (namanya)," ujar Arief Poyuono, dalam sesi diskusi politik di Jakarta, Minggu kemarin (5/12).

Dalam serat Jongko Jayabaya yang ditulis oleh Prabu Jayabaya tersebut, terdapat perhitungan atau ramalan mengenai pemimpin di Indonesia yang terkandung dalam kata ‘Notonegoro’.

Noto’ memiliki arti menata dan ‘Negoro’ memiliki arti Negara. Ramalan Jangka Jayabaya ini hidup dalam kosmologi politik Jawa seiring dengan kepercayaan Mesianistik atau Ratu Adil sebagai Satria Piningit.

Arief menyebutkan, akhiran NO merujuk pada Soekarno, TO pada Soeharto, kemudian NO yang kedua melekat pada Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Sementara BJ Habibie, Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan Megawati Sukarnoputri tidak masuk dalam hitungan karena mereka tidak sampai lima tahun memimpin.

"Kita lihat negara kita tahun 1999-2004, apa yang terjadi? Maluku Utara bergetar, Poso bergetar, bom di mana-mana, ya karena pemimpin itu tidak ada di dalam Jongko Joyoboyo," ujarnya.

Sosok yang kemudian masuk ramalan kembali kepada NO karena yang menjadi presiden setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono adalah Jokowi yang punya nama kecil Mulyono.

"Jokowi saat lahir nama aslinya Mulyono. Namun ibunya lalu mengganti nama jadi Joko Widodo. Jadi Jokowi masuknya di No, Mulyono," terangnya.

Menurut Arief Poyuono, berdasar urutan Notonegoro dari Jangka Jayabaya tersebut setidaknya ada tiga nama calon pemimpin Indonesia, yakni Ganjar Pranowo, Airlangga Hartarto, dan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

Dari tiga nama itu, tersisa dua yang masuk radar calon presiden potensial menurut lembaga survei.

"Hanya dua tokoh yang masuk Jongko Joyoboyo, Notonogoro sebagai penerus Jokowi. Yaitu Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo," imbuhnya.

Arief menjelaskan, baik Airlangga Hartarto dan Ganjar Pranowo telah memenuhi syarat berikutnya sebagai presiden yakni harus orang Jawa, lahir di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur.(genpi)

 

Komentar