Jumat, 26 April 2024 | 00:54
NEWS

Siti Fadilah Supari Cium Aroma Kejanggalan Lenyapnya Covid-19, Ini Penjelasannya

Siti Fadilah Supari Cium Aroma Kejanggalan Lenyapnya Covid-19, Ini Penjelasannya
Siti Fadilah Supari (Dok tangkapan layar Youtube).jpg

ASKARA - Mantan Menteri Kesehatan, Siti Fadilah Supari mencium ada aroma kejanggalan terkait lenyapnya Covid-19 di beberapa negara. 

Keanehan pertama muncul saat adanya kesimpulan jika tidak Desember 2021, maka gelombang Covid-19 akan datang pada Februari 2022. 

“Kok bisa digeser-geser ke Februari, untuk apa. Untuk yang mengerti tentu ini sesuatu yang aneh," kata dia, saat berbincang di dengan Karni Ilyas di YouTube, dikutip Sabtu (27/11). 

Menurut Siti Fadilah, pandemi tidak bisa berhenti hanya karena vaksin dan juga tak bisa hilang dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

"Berhentinya Covid-19 dengan cara tak biasa. Jangan aneh pula kalau rakyat curiga itu hanya karena sesuatu kepentingan tertentu,” ujarnya.

Keanehan makin terlihat nyata saat Covid-19 mendadak hilang. Semua seakan bisa sangat terkendali. Tak ada kajian atau penelitian apa pun soal ini dan Indonesia justru terlihat tenang.

Dikatakan Siti Fadilah, ada yang menilai meredanya Covid-19 di Indonesia karena herd imunity. Ada juga yang menyimpulkan jika Covid-19 berhasil ditekan dengan kebijakan PPKM.

Selain itu, ada pertanyaan juga, apakah virus Covid-19 banyak bermutasi. Sementara di Jepang, negaranya sudah memerintahkan para ahli untuk meneliti kenapa virus Covid-19 bisa lenyap.

Menurut Siti Fadilah Supari, peneliti di Jepang merasa janggal virus Covid-19 tiba-tiba bisa hilang begitu saja.

“Kenapa kok tiba-tiba hilang. Di Jepang, mereka sibuk sekali meneliti apakah Covid-19 lenyap karena banyaknya melakukan mutasi atau karena ada teori lain,” katanya.

Dia melihat, negara atau pemerintah di bawah pimpinan Presiden Joko Widodo belum memerintahkan untuk melakukan penelitian mendalam soal lenyapnya Covid-19.

Secara pribadi, Siti Fadilah Supari benar-benar ragu andai Covid-19 hilang karena efek dari vaksin.

"Di Eropa 80-90 persen warganya sudah disuntik vaksin. Kalau karena vaksin, Eropa enggak akan meledak," ucapnya.

Di Eropa yang tingkat vaksinasinya lebih tinggi dari Indonesia, justru mengalami penyebaran virus cukup masif.

"Eropa sudah habis-habisan, jadi jangan salah. Vaksin bukan jawaban, covid lenyap bukan karena vaksin,” katanya.

Dia pun menyinggung soal ramalan Indonesia akan menghadapi gelombang covid-19 pada Desember 2021. Akan tetapi, para peneliti dan pakar epidemiolog, belum mengarah pada kesimpulan itu.

“Ada ramalan orang-orang berilmu dan berpikiran sehat tentu harus berdasarkan data," kata dia.

Siti Fadilah Supari sangat berharap pemerintah tak gegabah menentukan PPKM level 3 pada akhir tahun. Dia menilai jika jadi diterapkan, maka dampak terburuk akan dirasakan rakyat. (genpi)

Komentar