Rabu, 15 Mei 2024 | 00:46
NEWS

Petisi Penolakan Tes PCR Sebagai Syarat Penerbangan Sudah Diteken 40 Ribu Lebih

Petisi Penolakan Tes PCR Sebagai Syarat Penerbangan Sudah Diteken 40 Ribu Lebih
Ilustrasi penerbangan (execflyer.com)

ASKARA - Kebijakan pemerintah memberlakukan tes PCR sebelum naik pesawat, menuai berbagai kritik hingga penolakan dari masyarakat. 

Penolakan terhadap diberlakukannya tes PCR sebagai syarat penumpan pesawat terus mengemuka. 

Salah satunya terlihat di platform Change.org. Penolakan tes PCR di platform ini telah diisi lebih dari 40 ribu orang yang meminta agar pemerintah mengganti dan membatalkan kebijakan itu. 

Diketahui, petisi pertama datang dari seorang engineer pesawat bernama Dewangga Pradityo Putra. 

Dewangga membuat petisi itu dengan menuliskan opininya yang menganggap penerbangan akan berkurang dengan diterapkannya kebijakan itu sehingga akan semakin menyulitkan industri penerbangan.

"Saya merasakan sekali dampak pandemi ini di pekerjaan. Penerbangan berkurang, teman saya juga ada yang dirumahkan jadinya. Padahal, sirkulasi udara di pesawat sebenarnya lebih aman karena terfiltrasi HEPA, sehingga udaranya bersirkulasi dengan baik, mencegah adanya penyebaran virus," tulisnya dalam petisi itu, dikutip Selasa (26/10).

Selai itu, dia juga berharap pemerintah akan kembali memberlakukan antigen untuk syarat penerbangan, juga menjadikan vaksinasi sebagai syarat lainnya.

"Dengan syarat ini, saya yakin industri penerbangan & pariwisata akan bangkit, dan orang yang mau divaksin juga akan bertambah," katanya.

Petisi lainnya datang dari Herlia Adisasmita, seorang warga di Bali. Menurutnya, Bali menjadi salah satu sektor pariwisata yang banyak mendatangkan banyak turis domestik. 

Ditetapkannya kebijakan itu dianggap memberatkan dan hanya akan membuat keadaan semakin sulit, mengingat harganya yang terlalu mahal.

"Kami harus bagaimana lagi? Bangkrut sudah, nganggur sudah, kelaparan sudah, bahkan banyak di antara kami yang depresi, rumah tangga berantakan karena faktor ekonomi, atau bahkan bunuh diri," ujarnya.

Komentar