Jumat, 26 April 2024 | 05:38
OPINI

Jengkel Bin Sewot !

Jengkel Bin Sewot !
Ilustrasi Jengkel bin Sewot (pixabay)

Oleh: Mang Ucup *)
 
Sifat jengkel itu bukan hanya sekedar manusiawi saja bahkan Allah juga sering dibuat jengkel oleh umat-Nya. Allah merasa jengkel sehingga Dia mengusir Adam dan Hawa padahal itu baru kesalahan mereka yang pertama lho! Oleh sebab itu Mang Ucup sering bertanya kok Tuhan cepat ngambekan dan tidak bisa sabaran dikit. 

Ada tiga cara memperlihatkan rasa jengkel kita: Diam, Ngambek, Balas. Pada umumnya Pria sering merasa jengkel; apabila dinyanyikan lagu Oldies never ending stories terus menerus, walaupun katanya sudah dimaafkan, bahkan kejadiannya pun sudah puluhan tahun yang lampau.

Namun dalam hal ini kita harus bisa belajar sabar dan memakluminya, sebab perempuan itu sudah dari sononya senang mengingat sejarah. Pria sewot kebanyakan secara  silent namun terkadang di hatinya sudah penuh petir dan geledek yang terpendam! Hal ini bisa terlihat dari mimik maupun raut wajah muka mereka.

Secara pribadi saya lebih senang kalau istri itu ngambek bunyi seperti angin ribut daripada di diamkan dalam jangka waktu lama, apalagi terkadang kita sendiri tidak jelas sebab musababnya kenapa?
 
Kita juga sering merasa jengkel kalau pasangan kita sering curiga secara berlebihan melebihi daripada sifat polisi terhadap sang maling. Hukuman itu pada umumnya merupakan pembalasan maupun pelampiasan dari rasa jengkel yang sudah tidak terbendung
 
Perempuan sering melampiaskan rasa jengkelnya dengan di iringi oleh tangisan. Di Medsos kita dapat melampiaskan raja jengkel kita dengan memblokir akun orang tersebut ataupun mencaci maki secara all out, Namun apa kata dunia kalau hal ini terjadi dan dibaca oleh banyak orang?

Pelampiasan rasa jengkel dengan sound berupa nama dari bonbi ataupun kata-kata jorok dan kotor sering diungkapkan tanpa melihat latar belakang pendidikannya sang pelaku; namanya juga sudah kebablasan jadi ora ono rem lagi.
 
Katanya sifat jengkel itu sudah merupakan bawaan dari sononya, namun saya sendiri tidak yakin sebab walaupun sudah bawaan dari sononya, mana kita berani ngambek dan jengkel terhadap atasan maupun boss kita! Namun harus diharamkan kalau ngambek dengan kekerasan. Bagaimana menurut pendapat duduluran?

*) Menetap di Amsterdam, Belanda

Komentar