Jumat, 26 April 2024 | 10:11
NEWS

Seorang Guru Lumpuh Usai Divaksin Covid-19, Ini Penjelasannya

Seorang Guru Lumpuh Usai Divaksin Covid-19, Ini Penjelasannya
Ilustrasi vaksinasi (Dok Pixabay)

ASKARA - Komisi Daerah Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) Jawa Barat Kusnandi Rusmil menyampaikan audit Komisi Nasional (Komnas) KIPI terkait gejala dan kelumpuhan yang dialami seorang guru di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat setelah divaksin Covid-19.

Kusnandi mengatakan, hasil audit Komnas KIPI, tidak ada bukti yang cukup untuk mengaitkan sakit yang dialami seorang guru bernama Susan (31) itu dengan vaksinasi Covid-19 yang dijalani.

Keluhan mata Susan muncul perlahan-lahan 12 jam pasca-imunisasi Covid-19. Kemudian, dilakukan rujukan rumah sakit dan sempat dirawat selama 23 hari sejak 1 April hingga 23 April.

"Telah dilakukan CT Scan, toraks, dan pemeriksaan darah sesuai aturan prosedur dan hasil pemeriksaan dokter saraf didiagnosa Guillain-Barre Syndrome," kata Kusnandi saat membacakan hasil audit Komnas KIPI dalam konferensi pers virtual, Selasa (4/5).

Dia menuturkan dari hasil audit, dapat disimpulkan bahwa diagnosis penyakit Susan tidak terkait dengan vaksinasi Covid-19.

"Kesimpulan, belum cukup bukti untuk menyatakan adanya hubungan antara kelemahan anggota gerak dan keburaman mata dengan vaksinasi Covid-19. Diagnosa saat ini pada SA (31) adalah Guillain-Barre Syndrome atau GBS," tutur Kusnandi.

Dia menjelaskan, GBS merupakan penyakit yang terjadi pada sistem imun dan menyerang saraf-saraf tubuh. Menurutnya, penyakit ini masuk dalam kategori autoimun.

"Penyakit GBS ini biasanya terjadi tidak langsung. Biasanya dua minggu sebelumnya ada masalah infeksi virus dulu sehingga apakah waktu itu kebetulan sudah terkena oleh GBS. Tidak mungkin langsung suntik langsung GBS," katanya.

Mengenai kondisi Susan saat ini dinyatakan sudah membaik. Kondisi mata sudah berlangsung baik dan minggu depan akan kontrol kembali ke rumah sakit tempat rawat inap.

Senada, Ketua Pokja KIPI Kabupaten Sukabumi Eni Rahmawati mengatakan kondisi terkini Susan sudah membaik. 

"Saat ini dibanding waktu dirawat di rumah sakit, sudah ada perbaikan. Gerakan tangan sudah bisa, yang masih belum maksimal kaki. Selanjutnya beliau melakukan perawatan dengan fisioterapi," jelas Eni.

Sampai dengan 21 April telah dilakukan vaksinasi terhadap hampir 21 juta dosis dan tidak ditemukan keluhan gejala klinis serupa dengan Susan yang dilaporkan termasuk fase uji klinis satu dua dan tiga.

Sebelumnya, Susan, seorang guru di Sukabumi, Jawa Barat mengalami kelumpuhan usai menjalani suntik vaksin Covid-19 kedua. Ia kini masih menjalani rawat jalan setelah sekitar tiga pekan dirawat di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung.

Komentar