Jumat, 26 April 2024 | 10:32
NEWS

Jadi yang Termuda, Komjen Listyo Sigit Harus Bisa Perkuat Soliditas Polri

Jadi yang Termuda, Komjen Listyo Sigit Harus Bisa Perkuat Soliditas Polri

ASKARA - Penetapan Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai kepala Polri yang baru dinilai membawa angin segar di tubuh Korps Bhayangkara.

Disebut mampu melanjutkan reformasi Polri, Komjen Listyo Sigit tentu harus siap dengan berbagai tantangan dalam menjalankan tugas. 

Komjen Listyo Sigit merupakan lulusan Akpol 1991. Dari lima nama perwira Polri yang diajukan Kompolnas ke Presiden Joko Widodo, dia merupakan yang termuda.

Dipilihnya Komjen Listyo Sigit juga menuai sorotan karena akan melangkahi dua angkatan setelah kapolri saat ini Jenderal Idham Azis yang merupakan Akpol Angkatan 1988.

Ketua Presidium Indonesia Cinta Kamtibmas Gardi Gazarin mengatakan, tantangan yang harus bisa dilalui oleh Komjen Listyo Sigit bukan hanya mencegah kejahatan konvensional melainkan juga mampu menjaga soliditas. 

"Pertama, tantangan masalah aksi teror atau kelompok radikal lainnya. Tapi yang penting kalau saya cermati masalah soliditas internal Polri. Dengan soliditas tinggi, apapun tantangannya ke depan akan lancar," jelasnya dalam dialog Beranda Ruang Diskusi bertajuk "Kapolri Baru di Tengah Pandemi dan Mengawal Demokrasi," Jumat (22/1).

Apalagi, selama ini pergantian kapolri dalam kurun waktu setahun hingga dua tahun belakangan tidak pernah lepas dari soliditas. Hal itu juga sejalan dengan upaya pemerintah dalam menangangi pandemi Covid-19.

"Kan apalagi era pandemi dicari soliditas internal, menyusul dengan institusi terkait. Seperti TNI kemudian dari Satgas Covid-19 termasuk dengan stakeholder lain. Dari kapolri sekarang yang dibutuhkan kekompakan. Karena dengan kapolri ini kompak di  internal maupun di luar saya yakin semua beres," papar Gardi. 

Guru Besar Ilmu Politik dan Keamanan Universitas Padjajaran Profesor Muradi menyatakan, ketika presiden sudah menunjuk satu nama menjadi calon kapolri maka di tubuh Pori semuanya akan ikut nurut.

"Ketika presiden sudah menunjuk satu nama maka di internal biasanya manut. Jarang sekali ada dinamika yang akan membuat terbelah dan sebagainya," katanya. 

Menurut Prof Muradi, mengenai penunjukan kapolri yang usianya lebih muda sudah pernah terjadi sebelum masa Reformasi. Dia memandang hal tersebut tidak menjadi masalah.

"Penunjukan kapolri yang lebih mudah saya kira bukan pengalaman pertama. Kalau di era Reformasi dua kali, sebelumnya ada zaman Pak Harto jauh lebih muda. Saya kira normal-normal saja," jelasnya. 

Prof Muradi melihat, pembawaan Komjen Listyo Sigit sebagai calon tunggal kapolri cukup supel. Apalagi ketika DPR RI menyetujuinya menjadi kapolri, Komjen Listyo Sigit langsung melakukan kunjungan ke petinggi-petinggi partai politik. 

"Pak Sigit punya pendekatan yang mirip dengan Pak Tito (Karnavian). Ini memang agak lebih lentur, mungkin lebih banyak bergaul juga dengan berbagai pihak, salah satunya politisi," tuturnya.

Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara menyebut, salah satu tantangan ke depan kapolri adalah menurunkan angka aduan kepolisian. Karena hampir setiap tahun menduduki peringkat pertama sebagai institusi yang paling banyak diadukan.

"Pekerjaan rumah bersama kita. Bukan hanya tanggung jawab kepolisian tapi jadi tanggung jawab Komnas HAM. Bukan soal bicara kasus saja tapi ada peningkatakan kapasitas," katanya.

Dosen Hukum Media Unika Atma Jaya Jakarta C Chelsia Chan menyesalkan bahwa masih terjadi tindakan kekerasan oleh aparat kepolisian terhadap pekerja media ketika melakukan peliputan. Padahal, pasal 8 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers menyatakan bahwa wartawan dalam melakukan tugasnya mendapatkan perlindungan hukum.  

"Teman-teman (media) mainstream di Jakarta mengalami pemukulan dan bahkan penganiayaan. Secara fisik mereka harus dibawa dan divisum," sesal Chelsia. 

Menurutnya, hubungan pers dengan Polri dipayungi nota kesepahaman yang sangat bermanfaat. Secara garis besar, itu merupakan perlindungan kemerdekaan pers yang disetujui pada tahun 2012. 

"Setelah lima tahun, Bapak Tito (Karnavian) di tahun 2017 menyatakan melanjutkan dengan nota kesepahaman terbarunya. Dan sekarang untuk lima tahun ke depan," jelas Chelsia yang juga Ahli Dewan Pers.

Ditambahkan Kepala Biro Penmas Polri Brigjen Rusdi Hartono yang meyakini bahwa Komjen Listyo Sigit dapat membawa institusi Polri menjadi semakin baik serta lebih dicintai oleh masyarakat.  

"Ke depan, komitmen dari Komjen Listyo Sigit ketika menjadi kapolri nanti bagaimana membawa institusi ini lebih baik, dipercaya dan dicintai oleh masyarakat," jelasnya. 

Komentar