Jumat, 10 Mei 2024 | 19:59
NEWS

5 Rumah Warga dan Gereja Terdampak Gempa Magnitudo 7,0 di Kepulauan Talaud

5 Rumah Warga dan Gereja Terdampak Gempa Magnitudo 7,0 di Kepulauan Talaud
Rumah warga di Kepulauan Talaud rusak akibat gempa (BPBD)
ASKARA - Badan Penganggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Talaud menyampaikan, sejumlah rumah warga dan bangunan terdampak gempa dengan magnitudo 7,0, Kamis (21/1) malam. 
 
BPBD setempat menginformasikan sebanyak 2 unit rumah mengalami rusak ringan dan 3 unit terdampak. Tingkat kerusakan pada ketiga unit rumah tersebut masih dalam proses pendataan petugas di lapangan. 
 
Dua unit rumah rusak ringan berada di Desa Rae, Kecamatan Beo Utara, sedangkan rumah terdampak lainnya diidentifikasi masing-masing di Desa Ganalo, Kecamatan Tampan Amma, Desa Mala, Kecamatan Melonguane dan Desa Bantik, Kecamatan Beo.
 
Di samping tempat tinggal, gempa juga mengakibatkan satu gereja terdampak di Desa Ganalo, Tampan Amma dan RSUD di Desa Mala, Melonguane.
 
Berdasar laporan BPBD menyebutkan kerusakan minor teridentifikasi pada RSUD. Laporan tingkat kerusakan bangunan masih dalam pendataan petugas di lapangan. 
 
"Data BPBD per 22 Januari 2021, pukul 08.00 WIB, belum ada laporan korban jiwa akibat gempa tersebut," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati, Jumat (22/1). 
 
Pascagempa, tim BPBD Kabupaten Kepulauan Talaud melakukan pendataan, koordinasi dengan instansi terkait, serta evakuasi keluarga terdampak.
 
Berdasar analisis InaRISK, Kabupaten Kepulauan Talaud memiliki potensi bahaya gempa bumi dengan kategori sedang hingga tinggi. Sebanyak 18 kecamatan pada kabupaten tersebut berada pada potensi bahaya dengan kategori tersebut. 
 
Dilihat dari sisi risiko, sebanyak 86.759 jiwa berpotensi terpapar bahaya gempa bumi di 18 kecamatan, Kabupaten Kepulauan Talaud dengan luas bahaya 75.479 hektare. 
 
"Masyarakat di Kepulauan Talaud memiliki catatan historis terdampak gempa dengan magnitudo besar, seperti pada 1914, 1957, 1969, dan 2009," beber Raditya. 
 
Data bencana gempa menunjukkan bahwa korban jiwa terjadi karena reruntuhan bangunan dan bukan guncangan gempa. Sebelumnya gempa terjadi pada, Kamis (21/1) malam, pukul 19.23 WIB berada 132 km timur laut Melonguane, Sulawesi Utara.  
 
"BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan siap siaga terhadap potensi gempa susulan," imbaunya. 
 
 
 
 
 

Komentar